Deteksi Dini Kanker Pada Anak, Kurangi Risiko Kematian

Deteksi Dini Kanker Pada Anak, Kurangi Risiko Kematian
Ilustrasi sel darah merah. (Foto: Antara)

Jakarta – Deteksi dini kanker pada anak dianggap sangat penting untuk kurangi risiko kematian.

“Kanker dapat disembuhkan atau dikurangi risiko kematiannya, bila ditemukan pada stadium dini dan ditangani dengan cepat dan tepat,” kata dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik dari Universitas Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, Senin (01/11).

Aru Wisaksono berpendapat, deteksi dini kanker perlu menjadi perhatian serius seluruh unsur masyarakat. Terlebih karena pengobatan kanker pada stadium lanjut amatlah mahal dan sulit.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk insiden leukemia atau kanker darah menempati angka 15,7 persen di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Data Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada tahun 2018 memperkirakan kasus baru leukemia di Indonesia pada anak laki-laki berumur 0-19 tahun sekitar 33.5 persen dan anak perempuan 31 persen dari semua jenis kanker pada anak.

Ketua Bidang III Pendidikan dan Penyuluhan YKI, dr. Yurni Satria, M.Phil, MHA mengatakan, gejala leukemia pada anak cenderung sangat samar dan menyerupai gejala penyakit ringan biasa. Menurut dia, pemahaman yang lebih baik mengenai ciri awal leukemia pada anak diperlukan agar kanker bisa segera ditangani dan diobati bahkan mungkin disembuhkan.

Baca Juga : Kenali Kanker Kepala dan Leher Sejak Dini

Data American Childhood Cancer Organization memperlihatkan, prognosis 5 tahunan dari leukemia pada anak berada pada kisaran di atas 85 persen pada jenis leukemia akut dan mencapai 60 persen pada kasus leukemia kronis.

Prognosis 5 tahunan berarti pasien diasumsikan dapat bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pada stadium 1 prognosis, umumnya bisa mencapai angka di atas 90 persen.

“Hanya disayangkan, angka temuan kasus leukemia anak cenderung terjadi pada kasus stadium lanjut. Hanya kisaran 5-10 persen saja kasus leukemia stadium 1 dapat ditemukan karena ciri awal leukemia pada anak ini cenderung ringan dan samar,” terang Yurni.

Dia mengatakan, deteksi dini leukemia bisa dilakukan pada fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas yang memiliki laboratorium standar yang bisa memeriksa darah rutin dan ada tenaga analis. Hampir semua puskesmas terutama di tingkat kecamatan memiliki fasilitas ini.

Baca Juga : Konsumsi Serat Cegah Risiko Kanker Usus Besar

Adapun gejala-gejala leukemia yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi, pucat, nyeri tulang, perdarahan kulit menjadi kebiru-biruan, lebam, perdarahan abnormal seperti mimisan di gusi.

Tanda lainnya yakni nafsu makan menurun, berat badan turun, ada benjolan pada leher, ketiak, selangkangan tanpa nyeri, lemah dan cepat lelah.

“Jika menemukan kondisi anak seperti gejala tersebut, segeralah memeriksakan ke fasilitas kesehatan,” saran Yurni.

Kemudian apabila munculnya gejala dibarengi pembesaran hati dan limpa, maka pasien harus segera menjalani pemeriksaan darah. Jika dokter menemukan sel-sel darah putih muda atau sel blast, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *