BINTAN – Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Tirta Wening di Keluarahan Kota Baru, Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) tak kunjung mengalir ke rumah warga.
Informasi yang diperoleh, SPAM Tirta Wening dibangun menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 lalu sebesar Rp400 juta. Namun hingga saat ini SPAM tersebut tak kunjung dioperasikan.
Sementara Warga di RT01/RW03 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Teluk Sebong, Bintan menanti air bersih dari SPAM tersebut mengalir untuk kebutuhan dasar sehari-hari.
Pantauan dilokasi, terlihat ada empat unit tangki utama untuk menampung air kurang lebih 20 ribu liter. Tiap-tiap tangki memiliki kapasitas kurang lebih 5 ribu liter air.
“Kalau tidak salah anggaran membangun SPAM tersebut Rp400 jutaan gitu. Kemarin saya ikut kerja juga,” ucap Ketua RT01, Zulfikar di Bintan.
Setelah selesai dibangun, kata Zulfikar, air bersih tak kunjung mengalir ke rumah warganya sampai saat ini. Padahal jaringan pipa SPAM Tirta Wening hingga meteran serta kran air sudah dipasang sampai di depan rumah warga.
Ditambah lagi, sumber air bersih sudah tersedia di empat unit sumur yang tidak jauh dari instalasi SPAM Tirta Wening.
Baca juga: Warga Desa Sebong Lagoi Bintan Keluhkan Air Bersih SPAM Sepekan Tak Mengalir
Zulfikar menyebutkan alasan yang diterimanya soal air bersih belum bisa mengalir dikarenakan tidak adanya jaringan listrik sampai ke lokasi SPAM Tirta Wening.
“Katanya ini kawasan hijau. Bukan hutan lindung ya. Ini aneh saja. Kita heran dan bingung,” terang Zulfikar sambil menunjukkan air bersih berada di dalam sumur tersebut.
Diharapkan dia, air bersih segera mengalir dari SPAM Tirta Wening ke rumah warganya melalui jaringan pipa yang sudah dibangun tersebut. Supaya kebutuhan air bersih warganya mencukupi.
“Kalau sudah masuk musim kemarau, sumur warga kering. Kalau ada SPAM Tirta Wening bisa terbantu warga kita,” harap dia.
Selain Zulkifli, Yon Supriono salah seorang warga setempat juga berharap air bersih SPAM Tirta Wening segera mengalir ke rumahnya dan masyarakat sekitar.
“Supaya bisa berguna untuk masyarakat yang sedang membutuhkan air bersih. Kalau tidak turun hujan dua minggu saja, debit air di sumur berkurang bahkan sampai kering,” sebut Yon.