BINTAN – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Tamsir angkat bicara mengenai keluhan pengurus transportasi laut antar jemput sekolah menyedot minyak dari bus untuk pompong.
Tamsir mengatakan, pihaknya tidak mengurus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk kebutuhan transportasi laut angkutan antar jemput pelajar dan guru ke pulau-pulau.
Sebab, pihaknya sudah menganggarkan untuk transportasi laut (pompong) antar jemput pelajar dan guru ke pulau melalui pihak ketiga, yaitu perusahaan swasta tersebut.
“Anggarannya lebih kurang Rp2,7 miliar per tahun,” kata Tamsir di Bintan, Kamis (22/06).
Anggaran tersebut, kata dia, sudah masuk BBM solar. “Jadi, BBM solar menjadi tanggungjawab pihak perusahaan swasta itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihak perusahaan swasta tidak lagi mengeluh terkait BBM solar untuk pompong.
“Mau dari mana BBM solar, itu urusan mereka lagi sebagai pihak penyedia transportasi laut antar jemput pelajar dan guru ke pulau-pulau,” tegas dia.
Tujuan diadakan transportasi laut, lanjut dia, supaya pelajar berangkat dari rumah ke sekolah untuk menuntut ilmu di sekolah. Begitu juga dengan guru untuk memberikan materi pembelajaran ke pelajar di sekolah yang berada di pulau-pulau. “Wajib belajar 9 tahun,” terang dia.
Informasi yang diterimanya, Kepala Bidang (Kabid) SMP Disdik Kabupaten Bintan, Hosni bersama pihak penyedia transportasi laut antar jemput pelajar dan guru sedang bertemu pihak Pertamina di Kota Batam. Hanya saja, belum tahu hasil pertemuan tersebut.
“Mudah-mudahan, ada solusi dan diberikan kemudahan buat penyedia transportasi laut antar jemput pelajar dan guru untuk mendapatkan BBM solar,” harap dia. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News