BATAM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam mengawasi penerapan harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kilogram (Kg) terbaru di seluruh pangkalan di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyesuaian harga gas melon tersebut naik dari sebelumnya Rp18.000 menjadi Rp21.000 dan berlaku sejak 22 Desember 2023.
Kepala Disperindag Kota Batam, Gustian Riau mengatakan, setelah penetapan HET terbaru gas elpiji tersebut, pihaknya akan melakukan pengawasan di lapangan secara berkala bersama dengan pihak terkait seperti Hiswana Migas, Satgas Elpiji dan Pertamina.
“Dalam satu bulan, kami wajib turun ke lapangan dua kali untuk melakukan pengawasan terkait dengan HET ini,” ujar Gustian, Selasa 26 Desember 2023.
Menurutnya, pengawasan tersebut penting agar tidak ada oknum pangkalan yang menjual gas elpiji 3 kg di atas HET ataupun menjualnya kepada sub penyalur dan pengecer.
“Selama ini kita mendengar bahwa ada gas elpiji 3 kg yang dijual kepada pengecer. Kemudian, pengecer menjualnya ke masyarakat dengan harga tinggi bahkan mencapai Rp28 ribu hingga Rp30 ribu,” ucapnya.
Ia menegaskan, apabila ada pangkalan yang ditemukan menjual gas subsidi tersebut kepada pengecer ataupun menjualnya di luar HET, maka pihaknya akan memberikan sanksi sesuai aturan.
“Sanksi pertama dan kedua berupa surat teguran. Namun apabila tidak diindahkan, akan kita berikan sanksi ketiga yakni pencabutan izin usaha pangkalan,” tegasnya.
Sebelumnya, kenaikan HET gas elpiji 3 kg dari sebesar Rp3.000 tersebut membuat masyarakat khususnya para ibu rumah tangga di Kota Batam resah.
Monalisa, warga Sei Panas, Kota Batam mengatakan, kenaikan harga gas melon tersebut tentu sangat terasa bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.
“Pasti akan terasa sekali dampaknya bagi kalangan menengah ke bawah seperti saya, apalagi uang belanja terbatas,” kata Monalisa, Jumat 22 Desember 2023.
Menurutnya, kenaikan harga elpiji subsidi tersebut akan mempengaruhi kebutuhan harga bahan pokok yang ikut melonjak. Terlebih lagi, ia menggunakan elpiji 3 kg itu tidak hanya untuk memasak sehari-hari melainkan untuk berjualan.
Untuk itu, Monalisa berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dapat segera mengkaji ulang kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram itu.
“Cari gas di pangkalan aja susah dan cepat habisnya. Kalaupun ada itu yang jualnya di warung-warung, harganya lebih mahal, bisa sampai 28 ribu,” ungkapnya.
Baca juga: Ibu-Ibu di Batam Resah Gegara Harga Gas Elpiji 3 Kg Naik
Hal senada diungkapkan warga Batu Aji, Faizah. Ia mengaku baru mengetahui kenaikan harga gas melon itu dari media sosial.
“Untuk penuhi kebutuhan pokok sehari-hari aja sudah susah, sekarang ditambah lagi harga gas naik,” sesal Faizah. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News