Dorong Pertumbuhan UMKM, ASN Lombok Tengah Bekerja Pakai Baju Adat

Dorong Pertumbuhan UMKM, ASN Lombok Tengah Bekerja Pakai Baju Adat
ULRk3pri5.

Lombok Tengah – Dorong pertumbuhan UMKM, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Lombok Utara bekerja kenakan baju adat.

Dengan aturan harus memakai pakaian adat itu, untuk meningkatkan ekonomi produk Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca juga: Promosi ‘Welcome to Senggigi’ Turut Meriahkan WSBK Mandalika

“Iya hari ini semua ASN pakai baju adat, sebagai salah satu pakaian kerja,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya di Praya, Senin (15/11).

Dikatakannya, kebijakan penggunaan pakaian adat sebagai baju kerja, baik bagi ASN maupun tenaga honor di Kabupaten Lombok Tengah tersebut telah ada payung hukum sesuai aturan.

“Payung hukumnya telah ada dan sesuai aturan,” katanya.

Penggunaan pakai adat di hari kerja tersebut tidak setiap hari, namun dipakai satu kali dalam sebulan.

Sedangkan, untuk hari lainnya tetap seperti biasanya para ASN menggunakan pakaian dinas harian (PDH), Baju Hitam Putih dan setia hari jumat pakai baju olahraga.

“Pakaian baju adat ini dipakai setiap tanggal 15 setiap bulannya,” katanya.

Dengan adanya kebijakan penggunaan baju adat tersebut, diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi produk UMKM di Lombok Tengah.

Selain itu juga, ini menjadi angin segar dalam mendorong peningkatan kerajinan tenun di Lombok.

“Ini untuk mendorong peningkatan ekonomi para pelaku UMKM atau para pengerajin tenun. Terlebih dampak pandemi ini, maka pendapatan UMKM kita turun,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Dekranasda Lombok Tengah, Baiq Rahmayati Firman mengatakan, kain tenun songket tidak hanya bisa dipakai sebagai baju adat.

Namun bisa dijadikan pakaian kerja maupun acara resmi lainnya.

“Nilai jual kain tenun akan lebih meningkat, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih maju kalau dijadikan pakaian,” katanya.

Ia mengatakan, harapan para pelaku UMKM agar ada kebijakan pemerintah daerah menjadi kain tenun, menjadi salah satu pakaian kerja bagi ASN sebagai bentuk dukungan dan komitmen terhadap produk kerajinan lokal.

“Supaya lebih berkembang, terlebih dikondisi pandemi yang sangat berdampak terhadap produksi mereka,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *