Bintan – Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UMRAH mengedukasi siswa soal new normal melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Unggulan Prodi (PKMUP) di SD Negeri 001 Telok Sebong, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 27 September mengambil tema “Edukasi CTPS, New Normal, dan Penggunaan Masker Melalui Video Learning” itu hanya menghadirkan siswa dalam jumlah terbatas yakni berjumlah 18 orang. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
Kegiatan itu dimulai dengan memutarkan video learning terkait tema pengabdian. Berharap dengan penyajian video yang menarik, membuat peserta terkhusus siswa dapat memahami. Sebagai peguatan materi, maka dalam kegiatan ini, masing-masing topik diulas oleh pemateri. Adapun pemateri terdiri dari 3 orang, yaitu Inelda Yulita, S.Pd., M.Pd, Rita Fitriani, S.Pd., M.Pd, dan Ardi Widhia Sabekti, S.Pd., M.Pd.
“Selain siswa, kegiatan juga diikuti oleh enam orang guru dan tata usaha serta penjaga sekolah,” ujar Inelda Yulita selaku Ketua Pelaksana di Tanjungpinang, Kamis (30/09).
Menurutnya, penting untuk memperkenalkan kembali tentang New Normal, agar semua civitas dapat memahami dan menajalankan kebiasaan baru itu dengan senang hati. Terutama kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan memakai masker.
BACA JUGA: Tim FKIP UMRAH Laksanakan Program Pengabdian di Pulau Binaan Benan
Materi yang disampaikan adalah mengnenai New Normal, Penggunaan Masker Yang Benar dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
“Pemateri juga mengaitkan dengan sudut pandang agama, dimana semua yang terjadi tidak lepas dari kehendak Allah SWT, maka Allah jualah yang akan menjadi penolong umat manusia, sebagaimana dikutip dari Al Quran surat Ath Taubah ayat 51,” ujar Inelda.
Lanjutnya, materi CTPS disampaikan dengan mengungkap secara sains mengapa mencuci tangan tidak cukup dengan air saja. Sabun sangat berperan penting sebagai pelaku atraksi ganda saat sabun menghancurkan virus yang menempel di tangan. Begitu juga dengan materi menggunakan masker yang benar, dijelaskan secara ilmiah, dimana konsep memakai masker dianalogikan dengan alat penyaring debu.
Ia menuturkan, semakin rapat pori pada masker, maka semakin banyak debu yang tersaring. Selain itu pada materi itu disampaikan juga jenis-jenis masker yang berkembang di masyarakat.
Kegiatan itu pun tidak berlangsung alot. Tim PKMUP memberikan permainan untuk memecah kejemuan peserta. Peserta yang mampu menjawab pertanyaan pemateri, maka akan mendapatkan hadiah.
Inelda Berharap siswa dan guru dapat menghadapi new normal dengan mematuhi protokol kesehatan dengan benar. (*)