Ekspor-Impor Batam Menurun di Februari 2024, BPS Ungkap Penyebabnya

TPK Batu Ampar
Kegiatan bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar, Kota Batam. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat kegiatan ekspor dan impor di daerah itu mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya pada Februari 2024.

Kepala BPS Kota Batam, Agus Kadaryanto mengatakan, penurunan nilai ekspor Kota Batam pada Februari 2024 sebesar 3,24 persen atau sekitar USD 36,42 juta. Sementara nilai impor juga turun 611 persen dengan capaian nilai USD 1.085,90 juta.

Ia menjelaskan, bahwa ekspor di sektor migas maupun nonmigas mengalami penurunan dengan nilai masing-masing sebesar 10,34 persen atau USD 77,56 juta dan 2,65 persen atau USD 1.010,34 juta.

“Jika ibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya, kumulatif ekspor Kota Batam mengalami penurunan senilai USD 538,84 juta atau sebesar 19,59 persen,” kata Agus, Kamis 4 April 2024.

Ia menyebutkan, penurunan nilai kumulatif ekspor tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor sektor nonmigas mencapai 20,99 persen.

Adapun negara tujuan ekspor terbesar dari Batam yakni negara Singapura. Namun, ekspor ke negara tersebut juga mengalami penurunan yakni mencapai USD 293,66 juta atau sebesar 12,13 persen.

“Jika dibandingkan dengan Februari 2023, penurunannya mencapai 44,17 persen. Meski demikian, volume ekspor terbesar melalui Pelabuhan Batu Ampar naik 15,59 persen dibandingkan bulan lalu atau mencapai 130,43 ribu ton,” kata Agus.

Kemudian volume ekspor kumulatif terbesar (Januari – Februari 2024) yakni melalui Pelabuhan Belakang Padang dengan berat 266,08 ribu ton atau naik 63,77 persen. Pelabuhan tersebut memiliki kontribusi 34,13 persen terhadap kumulatif volume ekspor Kota Batam 2024.

Sementara itu, kegiatan impor Kota Batam pada Februari 2024 juga turut mengalami penuruan, dengan capaian nilai USD 1.085,90 juta atau turun 6,11 persendibandingkan bulan sebelumnya.

“Nilai impor sektor migas maupun nonmigas mengalami penurunan dengan persentase berturut-turut 20,10 persen USD 1,60 juta dan 6,01 persen atau USD 69,09 juta.

Baca juga: Kepala BP Batam Lepas Pelayanan Perdana Direct Call Kargo SITC Batam-China

Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya komoditas impor terbesar, yaitu industri manufaktur sebesar sebesar USD 1.122,86 juta dan peranannya sebesar 97,08 persen dari total impor nonmigas selama Februari 2024.

“Jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu, nilai impor ini juga mengalami penurunan sebesar USD 159,25 juta atau 12,10 persen. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh turunnya impor hasil industri senilai USD 158,87 juta atau sebesar 12,39 persen,” ujar Agus. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News