Dalam sepekan terakhir, mata masyarakat Indonesia, terutama yang kerap berhubungan dengan investasi emas batangan semakin terbelalak.
Emas semakin “mengkilau” setelah harganya dijual dengan nilai yang tinggi.
Hari ini, harga emas PT Aneka Tambang (Antam) dibanderol Rp1.765.000 per gram, naik Rp 1.000 dibanding harga kemarin dan mendekati rekor tertinggi baru.
Tentu, bagi orang-orang yang doyan investasi emas batangan, saatnya mulai memikirkan untuk menjual emas yang sudah disimpang 10-20 tahun lalu atau lebih. Atau mungkin, mereka masih menunggu kondisi, apakah besok, lusa dan hari berikutnya harga emas semakin tinggi.
Orang-orang yang berinvestasi emas batangan sejak 15 tahun lalu, mendapatkan kado istimewa pada awal tahun 2025. Emas yang mereka beli dengan harga Rp408.000 per gram, kini naik sebesar 248,77% atau Rp1.015.000.
Sementara orang-orang yang memiliki emas batangan seberat 1 gram saja pada 10 tahun lalu mendapatkan keuntungan mencapai Rp820.000.
Pembeli emas batangan tahun 2024 juga mendapatkan keuntungan sebesar Rp302.000 per gram jika menjualnya.
Potensi kenaikan harga emas yang mencapai Rp1,78 juta per gram pada tahun 2025, sebenarnya sudah dianalisa oleh Ed Yardeni, analis pasar modal pada Desember 2024. Ed melihat ada kemiripan pola antara gejolak inflasi yang potensial terjadi tahun 2025 dengan tahun 1970-an, yang menyebabkan harga emas menjulang. Dibandingkan dengan harga emas tahun 2024, Ed memprediksi harga emas tahun 2025 naik hingga 50 persen.
Apa hubungan antara inflasi dengan fluktuasi harga emas batangan? Ketika terjadi inflasi yang tinggi, bagi sebagian masyarakat yang cerdas memilih berinvestasi emas batang. Kenapa? Karena emas batangan tidak terdampak inflasi, melainkan justru mengalami kenaikan ketika permintaan semakin tinggi terhadap logam mulia itu.
Baca juga: Rupiah Kian Ambruk, Rp15.665 per Dolar AS
Masyarakat tidak perlu khawatir berinvestasi emas di tengah Kejagung menangani kasus dugaan korupsi 109 ton emas dengan nilai kerugian negara mencapai Rp1 triliun. Kejagung telah merilis bahwa emas Antam yang diperjualbelikan itu asli atau murni, bukan emas palsu.
Rupiah Melemah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan dolar Singapura semakin terpuruk. Bahkan dikhawatirkan nilai tukar 1 dolar AS mencapai Rp20.000.
Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap 1 dolar Singapura mencapai Rp12.500, sementara terhadap 1 dolar Amerika mencapai Rp16.502 atau melemah 0,1 persen.
Dilansir dari inilah.com, Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, dengan kondisi ekonomi Indonesia sekarang, rupiah bisa melemah mencapai Rp20.000 per dolar AS. Bahkan jika berkaca dari sentimen saat ini, bisa saja secara fundamental ekonomi mungkin Rp17.000 hingga Rp18.000 ribu.
Menurut Bank Indonesia, nilai tukar rupiah melemah disebabkan:
1. Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia mengumumkan pemberlakuan tarif impor baru sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif 10 persen untuk China. Kebijakan ini berlaku 4 Maret 2025.
2.Defisit transaksi berjalan Indonesia tahun 2024. Defisit transaksi berjalan Indonesia melebar menjadi 8,9 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), naik dari 2 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB pada tahun 2023. Ini disebabkan penurunan surplus perdagangan barang dan melemahnya permintaan global.
3. Kebijakan suku bunga Bank Sentral AS. The Fed (Bank Sentral AS Federal Reserve) yang sebelumnya diperkirakan akan menurunkan suku bunga, namun kenyataannya malah memilih untuk menahan suku bunga acuannya. Keputusan tersebut berdasarkan kondisi ekonomi AS yang masih kuat, terutama di sektor ketenagakerjaan. Sikap hawkish The Fed ini mendorong penguatan dollar AS dan memberikan tekanan tambahan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Menanggapi pelemahan rupiah ini, BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News