Harga Cabai di Karimun Melambung, Faktor Gagal Panen Jadi Penyebab

Seorang pedagang cabai di Pasar Puan Maimun Tanjungbalai Karimun, Kepri melayani pembeli. (Foto:Elhadif Putra)/Ulasan.co

KARIMUN – Harga cabai di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UMKM dan ESDM Kabupaten Karimun, Basori membenarkan adanya kenaikan harga komoditas tersebut.

Menurut Basori, kenaikan harga cabai dikarenakan terjadinya gagal panen yang dialami para petani di daerah Sumatera Utara (Sumut). Sementara penyebab gagal panen para petani cabai disebabkan cuaca ekstrem.

Selain itu, lanjut Basori, untuk komoditas cabai di Karimun masih dipasok dari Sumatera Utara. “Lagi gagal panen petani. Pedagang kita ambil cabai di daerah Medan. Kalau dari Padang lebih mahal karena jauh, apalagi kalau dari di Pulau Jawa,” kata Basori, Rabu (01/11).

Basori menambahkan pihaknya masih terus memantau kenaikan harga cabai di pasar-pasar wilayah Karimun. Ia berharap pihaknya dapat menemukan solusi, untuk mengatasi kenaikan harga cabai di Karimun.

“Masih kami pantau, semoga segera ada solusi,” ucapnya.

Kenaikan harga cabai terjadi berkisar Rp8 ribu hingga Rp9 ribu per kilogram (kg). Untuk cabai merah dari sebelumnya dijual berkisar Rp49 ribu kini naik menjadi Rp57 ribu.

Sementara harga cabai rawit sebelumnya Rp58 ribu, kini dijual pedagang dengan harga Rp67 ribu.

Seorang pedagang di Pasar Puan Maimun Kabupaten Karimun, Anton menyebutkan, kenaikan harga cabai telah terjadi sekitar sepekan ini.

Anton juga mengatakan, penyebab kenaikan harga karena kurangnya pasokan cabai yang masuk ke pedagang.

“Pasokan kurang untuk cabai merah dan rawit. Minimnya pasokan itu memicu terjadinya kenaikan harga,” kata Anton.