TANJUNGPINANG – Harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau terus melambung dan kini capai Rp95 ribu per kilogram.
Padahal sehari sebelumnya, harga cabar rawit masih berkisar Rp90 ribu per kilogram.
Sementara, harga cabai nano masih berkisar Rp110 ribu per kilogram dan cabai merah Rp85 ribu per kilogram.
Para pedagang menduga, melambungnya harga cabai di pasaran karena adanya permainan tengkulak.
Hal itu disampaikan oleh pedagang bernama Abdul Rahman, saat ditemui di Pasar Baru I Kota Tanjungpinang, Sabtu (11/06).
Ia mengatakan, selain adanya permainan dari tengkulak, ia menduga cabai yang beradal dari Pulau Jawa mengalami gagal panen.
“Mungkin di Pulau Jawa gagal panen. Seandainya panen setengah ton, mungkin tinggal 3 kintal. Bisa juga permainan tengkulak, bisa juga ini,” kata Abdul Rahman.
Baca juga: Harga Cabai Tembus Rp110 Ribu Per Kilogram di Pasar Tanjungpinang
Ia menyampaikan, permainan itu bisa saja terjadi jika tengkulak menyimpan cabai yang seharusnya dikirim sekian kintal tapi dikirim cuman sedikit.
“Barang itu disimpan dan dibusukan, dan permainan itu bisa saja. Jual 5 kwintal dengan jual 3 kwintal hasilnya bisa saja diatur,” ucapnya.
Untuk harga cabai nano, Rahman menyampaikan saat ini di harga 110 ribu per kilogram, cabai rawit 95 ribu per kilogram dan cabai merah 85 ribu per kilogramnya.
“Ini cabai rawit semalam masih Rp90 ribu. Naik Rp5.000 ribu hari ini, selebihnya ini bukan naik lagi namanya, melambung,” ujarnya.
Sementara itu Siti Mariam, salah seorang pembeli mengatakan, sangat kesusahan jika harga cabai terus naik setiap harinya.
“Ya repot juga kalau naik terus. Tapi mau ga mau kita beli juga,” kata Siti Mariam.
Namun, ia menyiasati dengan tingginya harga cabai per kilogramnya dengan membeli hanya per ons agar tidak terasa mahal.
“Ini beli 2 ons aja, soalnya kalau beli 1 kilo mahal,” tutupnya.
Baca juga: 121 Ekor Sapi dari Natuna untuk Tanjungpinang dan Bintan Sudah Dikirim