IndexU-TV

Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu-Tempe di Tanjungpinang Menjerit

Tempe
Proses pembuatan tempe. (Foto: Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

Tanjungpinang – Para pedagang dan produsen tahu-tempe di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) menjerit, lantaran harga kacang kedelai mengalami kenaikan.

Tak hanya di Tanjungpinang, seluruh produsen tahu-tempe di Indonesia mengeluhkan hal yang sama.

Berdasarkan pantauan Ulasan.co, harga kedelai saat ini mencapai Rp565 per karung isi 50 Kilogram (Kg).

Padahal, di awal tahun 2021 harga kacang kedelai untuk pembuat tahu dan tempe di Tanjungpinang hanya Rp500 ribu per karungnya.

Salah satu pengrajin tempe di Batu Hitam, Tanjungpinang, Ganis Tamam Rizaldi menjelaskan, kenaikan harga kedelai itu terjadi sejak beberapa bulan belakang ini.

Bahkan setiap bulannya, harga kacang kedelai mengalami kenaikansebesar Rp5 ribu.

“Harganya naik secara berangsur, tidak langsung naik tinggi,” kata Tamam saat ditemui di tempa usahanya, Kamis (17/2) kemarin.

Menurutnya, harga saat ini merupakan harga tertinggi selama kacang kedelai mengalami kenaikan.

Ia bersama komunitas pengrajin tahu-tempe lainnya di Tanjungpinang mengaku khawatir dan bingung, untuk menentukan harga jual dan ukuran produksi.

“Kalau naiknya sekaligus kita mudah memberikan harga baru, kalau naiknya berangsur gini kita juga sulit menentukan harganya,” paparnya.

Baca juga: Taiyaki Don, Jajanan Khas Jepang Hadir di Tanjungpinang

Ia menyebutkan, beberapa pengrajin lainnya ada yang memilih menaikkan harga jual dan beberapa diantaranya mengurangi ukuran produksi dari biasanya.

“Kalau kami tidak berani menaikkan harga, hanya mengurangi ukuran saja, kira-kira 5 persen dari ukuran semula,” terangnya.

Lanjutnya, kenaikan itu turut berimbas pada beberapa pengrajin tahu-tempe kelas kecil dengan produksi sekitar 25 Kg per harinya.

Bahkan, beberapa diantaranya sampai gulung tikar karena sulit menyesuaikan harga.

Sementara dirinya yang satu hari menghabiskan 150 Kg kacang, untuk membuat tempe masih bertahan dengan harga yang sama.

“Saya karena pelanggan sudah cukup banyak masih bertahan dengan harga yang sama, tapi teman-teman kelas kecil ada juga yang gulung tikar,” tambahnya.

Keluhan serupa juga dirasakan Idah, salah seorang pedagang tahu-tempe di Pasar Baru Tanjungpinang.

Idah mengatakan, kenaikan itu menyulitkan para pedagang.

“Dijual naik gak laku. Dikecilkan susah juga. Sementara kita belinya mahal,” ucapnya, Sabtu (19/02).

Dengan demikian, pemasukan dirinya berturun cukup banyak.

Terlebih lagi saat ini para pembeli terbilang sedikit.

Ia berharap, harga kedelai segera kembali normal agar para pedagang tak kian menjerit.

Exit mobile version