Jet Tempur F-35B AS yang Hilang Ditemukan, Jatuh Kehabisan BBM

Jet tempur siluman (Stealth) Lockheed Martin F-35B Lightning-II saat terbang manuver di udara. (Foto:Doc/wallpaperflare)

JAKARTA – Jet tempur siluman canggih F-35B Lightning-II miliki Korps Marinir Amerika Serikat yang dinyatakan hilang misterius sejak Ahad (17/09) telah ditemukan.

Nasib F-35B yang hilang pasca mengalami masalah ketika melaksanakan misi latihan tempur itu, ternyata jatuh karena kehabisan bahan bakar.

Puing-puing jet tempur F-35B yang jatuh saat penerbangan pelatihan di AS telah ditemukan. Setelah terjadi kerusakan teknis pada F-35B milik Korps Marinir AS, pilot meninggalkan pesawat dengan kursi lontar.

Seperti yang dilaporkan Tolga Özbek, puing-puing itu ditemukan beberapa jam di wilayah timur laut Pangkalan Bersama Charleston, Carolina Selatan tempat pesawat lepas landas.

F-35B dipastikan terbang beberapa saat setelah pilot meninggalkan pesawat dalam keadaan sistem autopilot aktif. Pesawat itu jatuh setelah kehabisan bahan bakar.

Pernyataan tersebut datang dari Penjabat Komandan Korps Marinir, Jenderal Eric Smith. Disebutkan, penelitian teknis dimulai setelah bangkai ditemukan.

Kabar mengenai hilangnya satu jet tempur canggih AS F-35B yang hilang, memicu platform media sosial ‘X’ alias Twitter Pentagon ramai dikomentari netizen.

Baca juga: Ahli Ungkap Insiden Misterius Hilangnya Jet Tempur F-35 Amerika Serikat
F-35B Lightning II milik Korps Marinir Amerika Serikat saat landing vertikal. (Foto:Doc/YouTube/Lockheed Martin)

Informasi sebelumnya, AS tengah panik atas kehilangan jet tempur generasi ke-5 namun sang pilot selamat. Jet F-35B tersebut sedang melaksanakan misi terbang pelatihan pilot tempur Marinir.

Menurut analis, JJ Gertler dari Teal Group. Jika F-35 tetap mengudara melalui autopilot, maka kemungkinan besar pesawat tersebut kehabisan bahan bakar,

Meskipun penerbangan F-35B tanpa awak mungkin dilakukan, masalah hukum fisika pada akhirnya akan mengganggu.

Gertler juga menjelaskan, hilangnya kanopi pesawat dan potensi kerusakan pada pintu darurat pilot dapat mempengaruhi aerodinamikanya.

Selain itu, penggunaan motor roket di kursi lontar juga dapat merusak elektronik pusat kokpit secara tidak sengaja.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut terhadap jalur penerbangan, Gertler yakin prediksi lokasi pesawat dapat dibuat lebih akurat.

Menyoroti kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal pesawat yang canggih, ia berkomentar, “Jika jet itu melayang, puing-puingnya akan berada di dekat lokasi pelontaran, namun sebenarnya tidak”.