4. Penyakit jantung
Diet tinggi protein yang mencakup banyak daging merah dengan lemak jenuh dan produk susu penuh lemak dapat menyebabkan penyakit jantung. Ini mungkin terkait dengan konsumsi lemak dan kolesterol yang lebih besar.
Menurut sebuah penelitian tahun 2010, wanita yang banyak mengonsumsi daging merah dan produk susu tinggi lemak memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
Ayam, ikan, dan kacang-kacangan terbukti mengurangi risiko. Makan daging merah dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan trimetilamina N-oksida (TMAO), molekul yang diproduksi usus yang terkait dengan penyakit jantung, menurut sebuah penelitian tahun 2018.
5. Kekurangan kalsium
Sebelumnya diperkirakan bahwa kehilangan kalsium dapat terjadi jika Anda mengkonsumsi makanan berprotein tinggi berbasis daging. Ini telah dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk di masa lalu.
Sebuah tinjauan data yang diterbitkan pada tahun 2013 menunjukkan hubungan antara konsumsi protein yang berlebihan dan kesehatan tulang yang buruk. Namun, temuan terbaru menunjukkan efek protein pada kesehatan tulang masih belum terbukti.
Asupan protein yang cukup, terutama dari sumber susu sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tulang.
Menurut Dr. Canday, jika seseorang ingin mengkonsumsi protein tinggi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti identifikasi berapa banyak protein yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan protein setiap individu bergantung pada banyak aspek seperti berat badan, usia, tujuan komposisi tubuh, tahap siklus hidup, masalah medis.
Pilih juga sumber protein berkualitas baik dari putih telur, produk susu rendah lemak seperti buttermilk, dadih, paneer atau keju cottage, kedelai atau tahu, daging tanpa lemak seperti ikan atau potongan ayam tanpa lemak, serta sumber lain seperti kacang polong, lentil, dal, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Jika Anda menderita gangguan organ seperti gangguan hati, gagal ginjal, diabetes, kanker, atau kondisi medis yang memerlukan pemantauan ketat asupan protein, konsultasikan dengan ahli gizi agar jumlah protein dapat dihitung secara akurat.
Sambil menghindari konsumsi berlebihan, berhati-hatilah agar tidak menurunkan kadarnya sedemikian rupa sehingga menyebabkan kekurangan dan hilangnya massa otot.
“Orang sehat tidak perlu menggandakan atau melipatgandakan asupan protein mereka,” ujar Dr. Canday.
Umumnya orang yang aktif secara fisik seperti atlet, olah raga angkat beban selain itu, hamil, ibu menyusui atau orang yang sedang menjalani pengobatan kanker serta sedang menjalani cuci darah akan membutuhkan lebih dari 1 gram per kg berat badan, namun hal ini harus dilakukan dengan resep dokter atau ahli gizi.