Krisis Ekonomi Argentina Makin Parah, Warganya Makan Sampah Demi Bertahan Hidup

Warga Argentina saat memulung di bak sampah untuk mencari makan. (Foto:Dok/Istimewa)

JAKARTA – Krisis ekonomi di Argentina semakin parah dan bahkan kenaikan harga pangan di negara Tim Tango itu memicu inflasi hingga 250 persen.

Akibatnya, biaya hidup di Argentina makin mengkhawatirkan yang kini melonjak tinggi akibat inflasi yang tidak terkontrol lagi.

Negara di Amerika Selatan yang dipimpin Javier Milei tersebut, kini mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Pemerintah Argentina berusaha menekan inflasi tiga digit, dengan melakukan penghematan yang ketat. Cara tersebut memang meningkatkan keuangan negara namun sangat menekan masyarakat.

Melansir dari Reuters, sejumlah warga Argentina kini mencari makan untuk bertahan hidup dengan cara mengais sampah.

“Kami memiliki beberapa kontainer di belakang tempat sampah dibuang,” kata Sandra Boluch, pedagang buah dan sayur di Buenos Aires.

“Ketika Anda membawa sebuah kotak, Anda melihat 20 orang mendatangi untuk melihat apa yang bisa mereka makan ke meja mereka,” tambah Sandra Boluch.

Menurutnya dahulu hal seperti ini jarang terjadi, namun sakarang hal itu dilakukan banyak orang hanya untuk makan setiap hari.

“Sebenarnya ini adalah sesuatu yang sangat sulit, sangat menyedihkan karena ada banyak orang dan banyak orang lanjut usia,” jelasnya lagi.

“Ini sangat parah,” tambahnya lagi.

Keresahan juga disampaikan Ines Ambrosini, pria berusia 62 tahun yang mencoba berbelanja di pasar grosir untuk mendapatkan penawaran. Ines mengatakan kenaikan harga makanan sangat parah.

“Semuanya membutuhkan banyak uang, makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, produk susu,” ujarnya di laman yang sama.

Dalam sebuah laporan bulan lalu menunjukkan tingkat kemiskinan mendekati 60 persen dari 40 persen pada tahun sebelumnya.

Meski rencana reformasi dan pemotongan belanja, Milei menunjukkan hasil yang cepat dan orang-orang mengencangkan ikat pinggang mereka untuk bertahan hidup.

Milei mengambil sejumlah kebijakan untuk mengatasi krisis ekonomi di negaranya yaitu memotong anggaran belanja negara.

Selanjutnya Milei fokus pada subsidi untuk hal-hal seperti utilitas dan transportasi, serta berupaya menyederhanakan program kesejahteraan.

Laporan data inflasi bulan Februari pada hari Selasa, 12 Maret 2024 dengan perkiraan kenaikan bulanan berada di angka 15,3 persen, turun dibanding Januari yang sebesar 20 persen dan Desember 25 persen. Sementara inflasi tahunan tetap di atas 250 persen.

Pemerintahan Milei sendiri sempat mengatakan bulan Maret bisa menjadi rumit. Di mana sinyal-sinyal dalam perekonomian tampak suram, dengan menurunnya penjualan, aktivitas dan produksi, bahkan ketika langkah-langkah penghematan telah menekan dana pensiun, gaji negara dan investasi publik.