BATAM – Pengusaha fotokopi keluhkan listrik sering padam di Batam, Kepulauan Riau akhir-akhir ini, sehingga berdampak kepada pendapatan usahanya.
Salah satu pengusaha fotokopi di Batam, Edi mengatakan, matinya listrik berdampak besar pada pendapatan mereka per harinya.
“Kurang lebih 50 persen kerguian kita. Biasa kita dapat Rp1 juta kalau mati lampu cuma Rp500 ribu,” kata Edi kepada ulasan.co, Senin (21/3).
Selain itu, matinya listrik juga berdampak pasa kerusakan perangkat komputernya.
“Kalau sering-sering komputer kita bisa rusak. Biasalah alat elektronik kalau mati hidup listrik,” kata dia.
Edi mengakui, mati lampu dalam sebulan terakhir terjadi per tiga hari sekali dengan durasi yang berbeda-beda.
“Kadang matinya sampai 3 jam, kadang lebih. Ada juga sejam, tak tentulah,” kata Edi.
Edi berharap, pemadaman ini bisa segera diatasi oleh pihak PLN. Agar dia bisa bekerja dengan lebih nyaman.
“Kita ini kalau takada listrik mana bisa kerja. Alat-alat kita butuh listrik semua. ATK kita jual tak banyak, tak bisa ketutuplah. Semogalah segera bisa normal lagi. Kalau mati mana ada orang mau nunggu lama-lama fotokopi,” ujarnya.
Sementara itu, Vice President of Public Relations bright PLN Batam, Bukti Panggabean, mengatakan saat ini, beberapa daerah di Pulau Batam dan sekitarnya sedang dilakukan manajemen beban, akibat gangguan di salah satu unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Mitra Energi Batam (MEB) di Panaran.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa pemadaman listrik yang terjadi di Batam dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir,” kata Bukti, Senin (21/3).
Dia menjelaskan jika sepekan lalu satu unit mesin berbahan bakar gas uap mengalami gangguan, sehingga mengakibatkan PT PLN Batam mengalami kekurangan daya sebesar 11 sampai dengan 22 Mega Watt (MW) atau pemadaman sebesar 4.5 persen dari total kebutuhan listrik di Pulau Batam dalam dua minggu terakhir.
“Petugas sedang berupaya maksimal untuk memperbaiki gangguan tersebut. Sistem kelistrikan di Batam ditopang oleh mesin utama berbahan bakar uap dan gas disamping pembangkit-pembangkit diesel dengan kapasitas kecil yang tersebar di pulau Batam,” ujar Bukti.
Dia menyebutkan, hingga saat ini PLN Batam masih terus mengupayakan perbaikan gangguan pada mesin serta secara paralel mendatangkan komponen mesin dari Finlandia.
Baca juga: PLN Tambah Mesin PLTD di Natuna
Sementara itu, PLN Batam juga telah mempersiapkan solusi jangka panjang dengan mempercepat pembangunan PLTG Baloi sebesar 30 MW yang rencananya akan rampung pada pertengahan April 2022 ini.
“Oleh sebab itu, untuk beberapa waktu ke depan akan melakukan manajemen beban. Pada waktu beban puncak siang sekitar pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB akan dilakukan manajemen beban sebesar 11 MW, bisa meningkat 22 MW jika cuaca terik di siang hari. Selain itu pemadaman terencana diusahakan tidak terjadi pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas dan waktu istirahat pelanggan,” katanya.
Adapun informasi mengenai titik-titik lokasi yang akan diberlakukan manajemen beban akan diupdate melalui website resmi PLN Batam www.plnbatam.com dan Facebook bright PLN Batam.
“Kami juga mengimbau dan meminta bantuan kepada masyarakat yang tidak terkena dampak pemadaman agar dapat menghemat pemakain listrik pada waktu beban puncak agar pemadaman dapat di minimalisir,” tutupnya. (*)