Malaysia Siap Investasi Peternakan Ayam Rp350 Miliar di Batam

Wakil Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Purwiyanto. (Foto:Istimewa)

BATAM – Malaysia berencana akan berinvestasi Rp350 miliar di Batam, Kepulauan Riau pada sektor agrobisnis dengan membangun peternakan ayam serta memproduksi pakan ternak berorientasi ekspor.

Wakil Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Purwiyanto mengatakan, Batam akan mengekspor satu juta ekor ayam per bulan ke Singapura.

“BP Batam menyambut baik investasi tersebut, ini potensi ekonomi yang tinggi. Karena menurut perhitungan bisa 80 ribu ekor ayam per hari, dan kalau ini bisa terealisasi. Maka ini yang pertama kali ada ekspor ayam dari Batam ke Singapura,” kata Purwiyanto, Selasa (6/12).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi agar terus mendorong peningkatan investasi di Batam.

Untuk itu, pihaknya akan mengawal rencana investasi tersebut dan telah mengusulkan sejumlah lokasi investasi salah satunya di kawasan Pulau Galang.

“Tempat yang paling longgar di Galang, dan kalau Galang bisa dipakai. Iini akan mendorong perkembangan Batam, BP Batam mendukung serius baik dari segi lokasi, regulasi, dan perizinan,” kata dia.

Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI Singapura, Rumaksono mengapresiasi respon positif BP Batam atas rencana ekspansi bisnis yang pihaknya fasilitasi.

Baca juga: Proyek Pembangunan di Batam Terus Digesa Demi Pertumbuhan Ekonomi

Rumaksono menyampaikan, Singapura sangat bergantung kepada impor ayam dan saat ini membutuhkan sekitar 3,6 juta ekor ayam per bulan.

“Indonesia saya kira bisa mengambil pasar sepertiganya, sekitar 1 juta ekor ayam per bulan untuk bisa masuk ke Singapura. Mengingat sebelumnya 100 persen ayam hidup dipasok dari Malaysia,” kata dia.

“Ketika Malaysia melakukan banned ekspor untuk ayam hidup, Singapura mencari alternatif atau sumber baru untuk ayam hidup,” tambahnya.

Dipilihnya Batam bukan tanpa alasan. Pihak perusahaan telah memperhitungkan baik dari sisi logistik dan sisi waktu.

“Dari pengalaman mereka, untuk pengiriman diperlukan waktu empat sampai lima jam dan kalau lebih dari itu mortality-nya akan lebih tinggi,” kata dia.

Diketahui, perusahaan telah memiliki peternakan ayam di Kawasan Johor, Malaysia dengan fasilitas dan teknologi sesuai standar peraturan impor Singapura.

Atase Perdagangan KBRI Singapura beserta rombongan didampingi BP Batam, telah melakukan survei lokasi ke wilayah Agribisnis Temiang, dan Pelabuhan Sekupang.

Baca juga: BP Batam Serukan Pengajuan Layanan Penggunaan Perairan