MAN IC Batam Berkomitmen Jamin Kualitas Pendidikan Madrasah di Kepri

MAN IC Batam
Kepala MAN IC Batam Kamal. (Foto: Dok Humas Kemenag Kepri)

BATAM – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Kota Batam terus berkomitmen untuk melahirkan generasi yang unggul dan berdaya saing tinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Komitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi menjadi fondasi utama keberhasilan MAN IC Kota Batam dalam meraih berbagai prestasi.

“MAN IC Batam termasuk dalam ranking 20 nasional untuk SMA/MA sederajat versi UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer), untuk tingkat madrasah kita berada di posisi keempat Nasional secara nilai UTBK,” kata Kepala MAN IC Batam Kamal dalam keterangan tertulisnya diterima, Senin 11 Maret 2024.

Kamal menuturkan prestasi siswa-siswi MAN IC Batam mengalami lonjakan pada tahun 2023 kemarin. Puluhan prestasi diraih oleh para siswa di antaranya dalam perlombaan olimpiade tingkat nasional.

“Prestasi siswa pada tahun 2023 ada sekitar 20-an prestasi yang mendapatkan perolehan medali 1, 2, dan 3. Baru-baru ini olimpiade nasional perdana dapat medali perak pada OSN (Olimpiade Sains Nasional) di bidang Biologi. Di ajang KSM (Kompetisi Sains Madrasah) ada 4 medali, 1 medali emas cabang Ekonomi, medali perak cabang Kimia, medali perunggu cabang Biologi dan Geografi. Anak kami juga memperoleh medali emas di olimpiade APBN yang diselenggarakan oleh OJK nasional dan diberi penghargaan oleh Menkeu,” ungkap Kamal.

Komitmen untuk menjamin kualitas pendidikan nampak dari penguatan-penguatan yang dilakukan di MAN IC Batam. Kamal menyebutkan meski MAN IC merupakan madrasah tipologi akademik, penguatan yang dilakukan tidak sebatas akademik tetapi juga meliputi penguatan karakter siswa.

“Penguatan yang diberikan adalah di bidang akademik meski sistem pembelajarannya mengelaborasi sistem pondok pesantren dan sistem pembelajaran reguler. Kami juga memberikan penguatan karakter dan budaya belajar bagi siswa,” jelasnya.

Terkait penguatan karakter di MAN IC Batam, dirinya menceritakan sebelum pembelajaran dimulai para siswa diberi penguatan karakter sebelum jam 7 pagi melalui kegiatan GEMA QITAF (Gemar Membaca Al-Qur’an dan Tafsir) dan ONDE MANDE (One Day One Mahfuzhot and Definition).

“Kami ada kegiatan GEMA QITAF yaitu penguaran karakter spiritual yang dilakukan setiap pagi saat masuk kelas, dan kegiatan ONDE MANDE, satu hari satu mahfuzhot (kata-kata hikmah), ini menjadi budaya penguatan karakter yang pertama,” ucapnya.

Baca juga: MTsN 1 Batam Lebarkan Langkah Siswa ke Kelas Internasional Lewat Program Cambridge

Sementara penguatan akademik, Kamal memaparkan proses pembelajaran di MAN IC Batam menggunakan metode yang berdiferensiasi agar tidak monoton. “Kami menggunakan metode berdiferensiasi sehingga anak-anak termotivasi belajar, kreativitas guru juga dituntut sesuai perkembangan teknologi yang harus dikuasai guru, sehingga pembelajaran tidak monoton,” terangnya.

Penguatan proses pembelajaran menurut Kamal sangat penting, karena salah satu orientasi pembelajaran MAN IC Batam selain hasil ajar juga proses pembelajaran. “Kalau prosesnya bagus insyaallah hasilnya akan baik,” ujarnya.

Kamal yang sudah lebih setahun mengepalai madrasah dengan slogan layanan RASA EMPATI (Ramah, Santun, Edukatif, Melayani, Peduli, Akuntabel, Totalitas, dan Inovatif). MAN IC Batam juga memiliki program akademik unggulan yakni program Cambridge, co-kurikuler, dan ekstrakurikuler seni dan olahraga untuk memfasilitasi minat dan bakat siswa.

“Terbaru kami ada program Cambridge yang sudah berjalan 1 semester ini juga menjadi program unggulan, ada juga penguatan pembelajaran co-kurikuler setiap Sabtu pagi, yakni penguatan mapel (mata pelajaran) yang biasanya dilombakan secara berjenjang mulai tingkat kota provinsi dan nasional, seluruh guru pengampu mapel yang dilombakan akan mengondisikan siswanya setiap pagi Sabtu,” tuturnya.

Tidak hanya penguatan untuk siswa, guru MAN IC Batam juga diberikan penguatan berupa pengembangan keprofesian keberlanjutan. Kamal menegaskan setiap guru MAN IC Batam harus terus meningkatkan kompetensi diri sesuai tuntutan perkembangan teknologi.

“Kita berikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian keberlanjutan. Guru-guru harus mengupgrade diri sesuai tuntutan perkembangan teknologi, guru harus bisa menguasai baik pedagogik maupun kepiawaian menggunakan media pembelajaran yang terbaru di kelas, sehingga guru harus kompeten di bidang itu,” ungkap Kamal.

Selain dikenal dengan prestasi yang diraih oleh madrasah dan siswa, sebagian besar alumni MAN IC Batam juga menorehkan kisah cemerlang dengan menapakkan kaki di perguruan tinggi favorit baik di dalam dan luar negeri.

“Sebagian alumni orientasinya ke ITB, UI, impian anak-anak kita mendaftar ke perguruan tinggi 10 besar nasional, termasuk di luar negeri alumni kita juga tersebar di Jerman, Korea, Malaysia, dan India,” ucapnya bangga.

Meski telah berjibun prestasi, Kamal mengatakan madrasah yang dipimpinnya tidak puas dan masih menyimpan mimpi yang ingin diraih. “Kita tidak puas dengan prestasi yang diraih, mempertahankan prestasi yang sudah ada itu juga sangat berat. Kedepannya kita ingin menjadikan madrasah ini berskala internasional,” katanya.

Upaya untuk mewujudkan mimpi besar itu, di samping melalui program Cambridge, MAN IC Batam juga didukung dengan kekuatan penunjang lainnya yakni letak geografis dan bekal IMTAQ (iman dan takwa) para peserta didiknya.

“Kita diuntungkan secara letak geografis karena berada di wilayah perbatasan negara tetangga Singapura, Malaysia dan Thailand. Bukan hanya letak geografis tapi IMTAQ siswa juga diseleksi secara nasional secara ketat, gurunya juga diseleksi secara nasional dengan sangat selektif sekali,” ujarnya.

“Kekuatan-kekuatan ini dijadikan modal untuk menyiapkan madrasah skala internasional, prestasi saat ini masih lingkup nasional kedepannya digenjot agar bisa mengikuti olimpiade internasional,” urainya.

Menyoal tantangan yang dihadapi MAN IC Batam dalam menggapai cita-cita madrasah berstandar internasional, menurut Kamal salah satunya adalah sikap berpuas diri.

“Tantangannya kalau kita jujur, madrasah sudah mulai menggeliat, tidak hanya MAN IC tapi madrasah reguler sekarang ini semakin meningkat prestasinya, kalau kita berpuas diri sementara madrasah lain semakin mempersiapkan diri dengan optimal, sehingga kita terlena (dan tertinggal),” jawabnya.

Waktu pembelajaran yang padat juga menjadi tantangan bagi MAN IC Batam. Keletihan dan kejenuhan tidak hanya menyergap para siswa tetapi juga guru yang harus mendampingi mulai dari jadwal KBM (kegiatan belajar mengajar) hingga bimbingan di luar jam tugas.

“Karena waktu pembelajaran mulai dari jam 7 pagi sampai dengan 10 malam maka tantangannya adalah keletihan, siswanya letih karena harus mengikuti aktivitas keasramaan. Juga gurunya, kita tahu ASN ada aturan kalau jam tugasnya dari jam 7 pagi sampai 4 sore, tapi kita masih punya tanggung jawab malam di asrama, kalau tidak ada gurunya yang membimbing di kegiatan malam ya susah. Guru juga harusnya tiap hari dipompa semangatnya sehingga dedikasi, integritas, dan etos kerja nya terus bertahan,” tambahnya.

Saat ditanya mengenai harapannya kedepan, Kamal mengungkapkan agar pemerintah dapat mempertahankan porsi anggaran untuk MAN IC di tengah bertambahnya pendirian MAN IC. Stimulus anggaran tersebut menjadi tulang punggung berjalannya program-program unggulan di MAN IC dengan baik.

“Kalau masalah sarana prasarana pemerintah sudah sangat concern melalui mekanisme SBSN, tapi untuk program di dalamnya, gurunya, karena kita belajarnya sampai jam 10 malam, beban kerja nya berbeda, kita tetap berkomitmen menjadikan MAN IC kebanggaan Kemenag, harapannya ada pengimbangan antara prestasi yang diupayakan dan reward yang kita dapatkan,” ungkap Kamal. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News