Melihat Lebih Dekat Korvet TNI AL, KRI Diponegoro-365

Korvet TNI Angkatan Laut, KRI Diponegoro-365. (Foto:Dok/Instagram/maritimephoto)

BATAM – Kapal perang jenis korvet KRI Diponegoro-365 merupakan kapal perang andalan TNI Angkatan Laut, yang dilengkapi peluru kendali (rudal) dan sensor elektronik yang canggih dikelasnya.

Korvet tempur KRI Diponegoro-365 tersebut, memiliki kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara lewat sejumlah perangkat persenjataannya yang tergolong lengkap.

Tak hanya berfungsi untuk tempur, namun terkadang kapal perang TNI AL juga mengemban misi lainnya seperti misi kemanusian, perdamaian dan lainnya.

KRI Diponegoro-365 kembali mengemban misi perdamaian di Libanon, di bawah naungan PBB atau misi Satgas Maritim Task Force (MTF) XXVIII-O UNIFIL.

Kapal perang buatan galangan kapal, Schelde Naval Shipbuilding (SNS) di Vlissingen, Belanda 2007 silam itu, kini bersandar di Pelabuhan Batu Ampar Batam, untuk mengisi ulang atau refueling bekal atau logistik sejak Rabu, 13 Desember 2023 sore.

Batam merupakan etape singgahan pertama, sebelum dijadwalkan berangkat menuju etape selanjutnya di Kolombo, Sri Lanka besok, Ahad 17 Desember 2023.

“Tahap kedua dari Batam ke Colombo, tahap tiga dari Colombo ke Salalah Oman, keempat menuju Port Said Mesir, kemudian tahap akhir dari Port Said ke Beirut Lebanon, total kita akan menempuh waktu 27 hari,” kata Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) saat ditemui Ulasan di KRI Diponegoro-356,

Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu saat menunjukkan helikopter AS-565 MBe Panther dengan nomor lambung HS-1305. (Foto:Muhamad Ishlahuddin/Ulasan.co)

KRI Diponegoro-356 dijadwalkan tiba di Libanon, 7 Januari 2024 dan melaksanakan Transfer of Authority dengan kapal sebelumnya KRI Frans Kaisepo-368.

Para prajurit TNI AL ini akan melaksanakan misi tersebut selama 14 bulan, sesuai dengan letter of acceptance (LoA).

“Kita akan satu tahun ada di Libanon dan perjalanan berangkat dan pulang masing-masing 27 hari, kurang lebih lebih total keseluruhan 14 bulan,” sambung Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu.

Ia mengatakan, selama di Libanon pihaknya akan melakukan beberapa kegiatan, seperti latihan di laut Mediterania Libanon bersama angkatan laut dari berbagai negara serta melakukan pengawasan wilayah perairan Libanon.

“Tugas utama kita untuk mencegah adanya barang-barang ilegal menuju Libanon atau dari Libanon terutama senjata. Tugas kedua kita sesuai mandat dari PBB yaitu, membantu angkatan laut Libanon dalam operasi maritime interdiction operation, karena sampai saat ini atas permintaan dari Libanon juga agar mereka dibantu dalam pelaksanaan operasi ini sehingga kita akan membantu. Itu adalah yang dimandatkan kepada kita dari PBB,” lanjutnya.

Spesifikasi KRI Diponegoro 365

Wirastyo memaparkan, kapal korvet milik TNI AL ini bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

KRI Diponegoro-365 memiliki karakteristik panjang 90,71 meter, lebar 13,02 meter dan tinggi 8,75 meter. Kapal perang yang memiliki berat 1.692 ton ini, mampu melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot.

Kapal ini dilengkapi dengan berbagai persenjataan siap tempur. Persenjataan tersebut antara lain meriam OTO-Melara kaliber 76mm, rudal permukaan MBDA Exocet MM40 block-2 dengan jarak jangkau 100 kilometer (km), dan rudal anti-pesawat udara MBDA Mistral.

“Kemudian dua unit meriam kaliber 20mm di sisi kanan dan kiri,” kata dia.

Sementara di bagian belakang kapal ini tersedia dek helikopter. Dalam misi kali ini, mereka membawa helikopter AS-565 MBe Panther dengan nomor lambung HS-1305 anti kapal selam.

“Helikopter ini sudah sesuai dengan standar spek United Nations (UN),” ungkap dia.

Wirastyo menambahkan, dalam misi ini ia membawa 120 personel, di antaranya 105 anak buah kapal, 15 tim pendukung.

“Tim pendukung ini ada penerbang karena kita juga membawa heli kemudian ada perwira penerangan, perwira psikologi, dokter, kemudian ada kopaska, jadi kita bawa tim lengkap,” kata dia.

Menurutnya, KRI Diponegoro-365 cukup canggih dan semua terintregasi dari sensor maupun senjatanya, sehingga sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan oleh UN.

Komandan Satgas Maritim Task Force (MTF) XXVIII-O UNIFIL KRI Diponegoro-365, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu.

“Makanya kita pilih kapal jenis ini karena UN menuntut kapal yang navigasinya bagus, sensor bagus, senjata bagus, dapat mengangkut heli sehingga operasi di daerah misi nantinya dapat terlaksana dengan baik,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga akan mengantisipasi cuaca buruk di laut, beberpa perairan yang akan menjadi perhatiannya adalah Laut Merah, Laut Arab dan Samudera Hindia.

“Update cuaca akan terus kita lakukan karena seperti kita ketahui bahwa kita akan melewati samudera utau lautan yang terbuka, pastinya tidak seperti laut di indonesia sehingga kondisi cuaca sangat mempengaruhi jalur kita,” kata dia.

Kali Pertama Mengemban Misi MTF, sekilas tentang Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu.

Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu, merupakan perwir lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan 48 tahun 2002. Ia lahir di Pemalang, Jawa Tengah 29 Februari 1980.

Sepanjang karirnya di TNI AL, Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu pernah bertugas di berbagai kapal perang TNI AL seperti kelas Van Spejik, kelas MRLF.

Sebelumnya ia juga dipercaya untuk memimpin berbagai jenis kapal perang yang berada dibawah naungan Koarmada II, antara lain KRI Sampari-628, KRI Fatahillah-361.

Pada misi yang berlangsung pada penghujung tahun 2023 ini, dirinya juga melakukan berbagai antisipasi agar perjalanan KRI Diponogoro 365 tidak terjadi hambatan.

“Untuk misi ke Libanon adalah misi yang pertama kali bagi saya, karena tidak semua orang berangkat ke sana memimpin sebagai Dansatgas, tentunya harus melewati tahapan tahapan seleksi, rekrutmen dan lainnya,” tutupnya.