Menakar Sosok Panglima TNI Pengganti Yudo Margono, Muhammad Ali Berpeluang

KSAL, Laksamana TNI Muhammad Ali. (Foto:Idtimewa)

JAKARTA – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono akan memasuki masa usia pensiun 1 Desember 2023 mendatang.

Kemudian, pada saat yang sama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga akan purnatugas.

Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas menilai, secara normatif posisi jabatan Panglima TNI akan diisi oleh perwira tinggi dari angkatan darat.

Bila merujuk pada Pasal 13 ayat (4) UU No 34/2004 tentang TNI, jabatan Panglima disebutkan dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan, yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

Menurutnya, jatah Panglima TNI dari angkatan darat bisa terwujud apabila ada pergantian pejabat KSAD dalam waktu dekat.

“Jika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan percepatan masa jabatan Jenderal Dudung Abdurrahman, maka secara normatif semua perwira tinggi bintang tiga punya peluang untuk ditunjuk sebagai KSAD mendatang,” kata Anton, Selasa (25/7).

Kemudian, lanjut Anton, untuk mengisi posisi KSAD maka Presiden Jokowi kemungkinan akan meneruskan pakemnya dengan memilih sosok jenderal yang pernah bekerja dengannya.

Kandidat Calon KSAD

Dari daftar perwira tinggi yang berpangkat letnan jenderal, ada tiga nama kandidat kuat untuk posisi KSAD yakni Kepala BNPB Letjen Suharyanto lulusan Akmil 1989.

Kemudian, ada nama Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak lulusan Akmil 1992, dan Wakasad Letjen Agus Subiyanto yang merupakan lulusan Akmil 1991.

Letjen TNI Suharyanto adalah mantan Sesmilpres, sedangkan Letjen Maruli Simanjuntak merupakan mantan Danpaspampres. Sementara Letjen Agus Subiyanto merupakan mantan Komandan Grup A Paspampres serta Dandim 0735/Surakarta ketika Jokowi masih menjadi Walikota Solo.

“Mengingat tiga sosok ini telah memiliki kualifikasi, dan rekam jejak penugasan yang relatif seimbang maka faktor subyektivitas Jokowi akan lebih kuat menjadi pertimbangan dalam penunjukan sosok KSAD berikutnya,” kata Anton.

Peluang KSAL, Laksamana TNI Muhammad Ali

Namun, jika pergantian KSAD dilakukan berbarengan dengan pergantian Panglima TNI. Maka nama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) saat ini, Laksamana TNI Muhammad Ali berpeluang besar menggantikan Yudo Margono.

Anton menjelaskan, Muhammad Ali lebih punya peluang besar daripada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, lantaran Fadjar akan masuki usia pensiun pada April 2024.

Ia juga berpendapat, jika penunjukan Muhammad Ali sebagai kandidat Panglima TNI bukan merupakan pelanggaran atas Pasal 13 ayat 3 UU No 34/2004 tentang TNI, yang menyebutkan posisi Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian.

“Selain UU TNI tidak mewajibkan Presiden, untuk menerapkan rotasi secara bergiliran, bagi sosok Panglima TNI. Pengalaman Jokowi dalam menunjuk sosok yang menduduki jabatan strategis, seperti Panglima TNI seringkali di aturan yang ada,” terangnya.

Dengan kata lain, Anton menyebutkan, bahwa pemilihan Panglima TNI akan bermuara pada keputusan Presiden Jokowi, apakah mau mengganti segera KSAD atau tidak.

Jika Jokowi memutuskan pergantian KSAD dalam waktu dekat, maka Panglima TNI selanjutnya akan berasal dari TNI Angkatan Darat.

“Sebaliknya, jika pergantian KSAD berlarut, maka Panglima TNI mendatang adalah Laksamana Muhammad Ali. Jika itu terjadi maka artinya Jokowi setidaknya ingin memberikan sinyal, bahwa Visi Poros Maritim Dunia masih ada di periode pemerintahan yang kedua,” ungkap Anton dikutip dari cnnindonesia.

Peluang Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Sementara menurut Pengamat militer dan pertahanan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, bahwa dari tiga kepala staf angkatan yang ada saat ini, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memiliki peluang paling kecil menjadi Panglima TNI.

Mengapa demikian, Khairul Fahmi menjelaskan, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo akan pensiun pada 1 Mei 2024 dan KSAL Laksamana Muhammad Ali baru akan pensiun setahun kemudian yakni 1 Mei 2025.

“Peluang Jenderal Dudung akan tertutup sama sekali, jika pergantian Panglima TNI benar-benar dilakukan pada akhir masa dinas Laksamana Yudo. Keduanya akan memasuki masa pensiun bersamaaan 1 Desember 2023,” jelas Khairul Fahmi.

Menurutnya, asumsinya adalah hadirnya kesempatan yang setara bagi ketiga angkatan dan proses pergantian Panglima dilakukan menjelang akhir masa dinas Yudo, maka besar kemungkinan pergantian KSAD dilakukan lebih awal, mendahului pergantian Panglima TNI.

Dengan begitu, kata dia, TNI AD tetap memiliki peluang menghadirkan kandidat yang layak untuk dipertimbangkan Presiden, bersama dua kepala staf lainnya.

“Nah, jika mengacu pada suksesi-suksesi yang lalu di masa reformasi, kecuali Jenderal Moeldoko yang digantikan oleh Gatot Noermantyo, belum pernah ada lagi Panglima TNI berturut-turut dari matra yang sama. Artinya peluang KSAL Laksamana Muhammad Ali akan lebih kecil,” katanya.

Bahkan, karena masa dinas KSAU Fadjar juga hanya tersisa beberapa bulan lagi. Siapapun KSAD baru nantinya, akan punya peluang lebih besar, untuk diusulkan sebagai calon Panglima TNI berikutnya.

“Kecuali pejabat KSAU juga diganti lebih awal. Namun kembali lagi, semua itu adalah hak prerogatif Presiden,” tambahnya.