Menjaga Kasus COVID-19 Tetap Landai

Menjaga Kasus COVID-19 Tetap Landai
Ilustrasi - Petugas saat melakukan tes antigen ke pedagang Pasar Bincen Tanjungpinang (Foto : Adi)

Grafik perkembangan kasus baru sepanjang Juni terus melejit hingga pertengahan Juli lalu. Kemudian fluktuatif hingga akhir Juli. Lalu pada Agustus mulai landai. Meski kadang ada pertambahan kasus baru hingga 10 ribu bahkan lebih tetapi kadang turun hingga di bawah 10 ribu.

Pada 30 Agustus terdapat pertambahan kasus sebanyak 5.436 kemudian melonjak hingga 10.534 pada 31 Agustus. Lalu 1 September turun dengan angka 10.337 kasus dan selanjutnya hingga 13 September bertambah di bawah 10 ribu, bahkan di bawah 5.000 kasus per hari.

Data Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyebutkan jumlah kasus harian terkonfirmasi positif terpapar virus corona (COVID-19) semakin berkurang. Pada Minggu (12/9) hanya sebanyak 3.779 kasus dan Senin turun menjadi hanya 2.557 kasus.

Sejak pertama kali diumumkan ada dua warga Indonesia terpapar COVID-19 pada 2 Maret 2020, wabah ini telah menginfeksi 4.170.088 WNI, 3.931.227 di antaranya telah sembuh. Sebanyak 99.696 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun isolasi mandiri (isoman) dan isolasi terpusat (isoter). Selain itu, 139.165 telah meninggal dunia.

Kini, tren landainya perkembangan wabah juga terlihat jelas dan nyata di aktivitas harian masyarakat di Indonesia. Aktivitas ekonomi mulai semarak lagi seiring pelonggaran bekerja di kantor meski masih ada pembatasan.

Semaraknya aktivitas ekonomi secara kasat mata bisa dilihat dari mulai padatnya arus lintas di dalam kota. Bahkan pada pulang kantor, arus lalu lintas padat merayap.

Pusat-pusat perbelanjaan (mal) dan pertokoan telah dibuka lagi. Begitu juga restoran dan rumah-rumah bisa buka dengan jam operasional hingga pukul 21.00, lebih lama dibanding sebelumnya.

Jangan Lengah Meski Sudah Melandai Meski kasus COVID-19 di Indonesia mulai terlihat terkendali, namun masyarakat diharapkan tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Kerja sama semua pihak adalah kunci untuk memutus penularan COVID-19.

Begitu juga dengan kabar capaian vaksinasi yang saat ini cukup menggembirakan. Kementerian Kesehatan RI melaporkan, sebanyak 42.104.839 warga Indonesia telah mendapatkan dosis vaksin COVID-19 secara lengkap hingga 13 September 2021.

Kemenkes juga menyebutkan penerima dosis vaksin ketiga sudah mencapai 784.374 orang atau bertambah 5.544 orang. Selain mengumumkan data terkini penerima vaksin dosis pertama, kedua dan ketiga tersebut, Kemenkes juga merilis target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 jiwa.

Namun yang harus digarisbawahi, vaksinasi COVID-19 saat ini hanya mengurangi dampak keterpaparan virus tersebut.

Angka-angka dengan tren cenderung menurun, setidaknya landai, tentu melegakan semua pihak. Namun kalau tidak disertai dengan pengendalian diri dan kesabaran justru bisa kembali menjerumuskan ke situasi seperti masa lalu.

Data menunjukkan, selama 1,5 tahun terakhir, wabah ini pernah beberapa kali landai di Indonesia, tetapi melonjak lagi karena faktor disiplin publik terhadap prokes.

Karena itu sayang sekali, bahkan beribu-ribu kali sayang, kalau tren perkembangan yang landai saat ini kembali naik. Padahal untuk mencapai keadaan seperti saat ini dibutuhkan waktu dan biaya yang teramat besar.

Seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah dan jajarannya telah sekuat tenaga dikerahkan untuk mengatasi wabah ini. Masyarakat dan berbagai komponen di dalamnya juga tercurahkan untuk ikut berperan mengatasi wabah dengan beragam dampaknya.

Berkaca dari perjalanan masa lalu selama 1,5 tahun wabah ini, tren landai merupakan masa yang masih teramat riskan dan rawan untuk menjalani aktivitas publik secara maksimal.

Tampaknya masih butuh waktu untuk merasakan kehidupan betul-betul normal. Harapannya rentang waktu untuk merasakan kehidupan normal itu tidak terlalu lama.

Sejak awal pengendalian wabah virus ini terlihat jelas berhadapan langsung dengan kecepatan penyebarannya. Tren landai ini bisa dicapai karena upaya pengendaliannya bisa diimbangi, bahkan kecepatan penyebarannya bisa ditekan.

Maka satu hal yang harus selalu diingat siapapun dalam adu kecepatan; mempertahankan apa yang telah dicapai lebih sulit dari mencapainya. Karena itu, tetap waspada dan jangan lalai, apalagi abai.*

Pewarta : MD Yasir
Redaktur: Muhammad Bunga Ashab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *