Nusantara Dinilai Kurang Cocok, Ini Nama Ibu Kota Negara Baru Usulan Fadli Zon

Nusantara Dinilai Kurang Cocok, Ini Nama Ibu Kota Negara Baru Usulan Fadli Zon
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.

Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan penamaan Nusantara sebagai ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur dinilai kurang cocok dipakai.
Menurutnya, ibu kota baru lebih baik dinamakan dengan Jokowi.

“Usul saya nama ibu kota langsung saja “Jokowi”. Sama dengan ibu kota Kazakhstan “Nursultan” (dari nama Presiden Nursultan Nazarbayev)”, kata Fadli lewat cuitannya di akun Twitter @fadlizon pada Selasa (18/1).

Baca juga: Nama Ibu Kota Negara di Kaltim Adalah Nusantara

Menurut Fadli, istilah Nusantara memiliki makna tersendiri, yakni wilayah Indonesia secara umum. Karenanya, dia menilai kurang cocok jika Nusantara dipakai sebagai nama satu wilayah ibu kota saja.

“Nusantara kurang cocok jadi nama ibukota baru. Nusantara punya pengertian sendiri sebagai wilayah Indonesia, belum lg ada Wawasan Nusantara,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa menyebutkan, nama ibu kota negara (IKN) baru yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ialah Nusantara.

Baca juga: Presiden Tinjau Titik Awal Jalan Akses ke Ibukota Baru Negara

Menurutnya, nama tersebut dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan telah dikonfirmasi kepada dirinya secara langsung pada Juma (14/1) lalu.

“Saya baru mendapatkan konfirmasi langsung dari Bapak Presiden pada Jumat dan beliau mengatakan IKN ini namanya Nusantara,” kata Suharso dalam rapat dengan Panitia Khusus (Pansus) RUU IKN DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (17/1).

Soeharso mengatakan Nusantara terpilih menjadi nama IKN baru dari lebih 80 nama yang diajukan pihaknya kepada Jokowi.

Daftar nama Ibu Kota Negara yang sempat diajukan ke Jokowi di antaranya; Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, Pertiwipura, Warnapura, Cakrawalapura, hingga Kartanegara.

“Ada sekitar 80 lebih, tapi kemudian akhirnya dipilih kata Nusantara,” pungkasnya.