Tanjungpinang – Awal Februari lalu, sejumlah pedagang di Pasar Bestari Bintan Centre melancarkan protes lantaran harga sewa lapak bakal naik lebih dua kali lipat. Dua pekan kemudian, giliran lantai Pasar Baru II Tanjungpinang ambruk. Rentetan kejadian tersebut adalah gambaran kondisi pasar tradisional di Kota Gurindam ini.
Ambruknya lantai Pasar Baru II Tanjungpinang di Pelantar KUD, 20 Februari lalu, seolah membuka mata semua orang bahwa pasar tersebut sudah uzur. Selain usianya hampir 30 tahun, konstruksi pasar yang selalu ramai dikunjung warga Tanjungpinang ini juga tidak kokoh. Faktanya, di antara pecahan lantai yang ambruk tidak ditemukan rangka besi penyangga struktur beton.
“Pasar ini sudah tua dan tidak pernah dirawat,” kata Asun, pedagang di Pasar Baru II Pelantar KUD, pekan lalu.
Baca juga: Pasar Baru Tanjungpinang Ambruk Diduga karena Tak Terawat
Ambruknya lantai menggangu aktivitas pasar. Lantai yang ambruk dipolice line karena khawatir dapat membahayakan pedagang maupun masyarakat yang berbelanja.
Pasar Bestari Bintan Centre kondisi fisiknya lumayan baik. Namun pengelolaan lingkungan masih terabaikan. Limbah dari pasar itu menimbulkan polusi udara akibat bau tak sedap yang menyebar ke lingkungan sekitar.
Baca juga: Pedagang Menjerit, Sewa Lapak dan Kios di Pasar Bintan Center Capai Puluhan Juta Rupiah
Meski demikian, situasi itu tak menyurutkan semangat pengelola Pasar Bestari Bintan Centre untuk menetapkan tarif baru sewa lapak dan kios. Informasi yang diperoleh dari pedagang, mulai tahun depan harga sewa akan lebih naik dua kali lipat.
Saksikan selengkapnya di U News Reportase: Wajah Suram Pengelolaan Pasar di Kota Gurindam.
[EKSKLUSIF] WAJAH SURAM PENGELOLAAN PASAR DI KOTA GURINDAM “PART 1” | U-NEWS REPORTASE #EPS20
[EKSKLUSIF] WAJAH SURAM PENGELOLAAN PASAR DI KOTA GURINDAM “PART 2” | U-NEWS REPORTASE #EPS20