Pejabat Intel Ukraina Dipecat karena Menyadap Aktivitas Investigasi Media

Ilustrasi personel Badan Keamanan dan Intelijen (SBU) Ukraina. (Foto:Dok/SBU Ukraine)

JAKARTA – Pejabat senior Badan Intelijen dan Keamanan (SBU) Ukraina, Roman Semenchen dipecat lantaran terungkap melakukan penyadapan terhadap jurnalis investigasi Bihus Info.

Keputusan pecat ditetapkan kepala SBU dan disetujui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, seperti yang dilaporkan AFP.

Sebelumnya, Senin 05 Februari 2024, pihak SBU mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat, dan membela pengawasan tersebut karena alasan beberapa karyawan Bihus Info adalah klien pengedar narkoba.

Januari lalu, pihak media Bihus Info menyebutkan pengawasan tersebut memalukan, yang menyatakan bahwa beberapa stafnya telah mengonsumsi “zat ilegal” selama tahun baru, setelah rekamannya muncul secara online.

Sumber di SBU Ukraina tersebut juga mengatakan kepada AFP, Senin 05 Februari 2024, langkah pemecatan itu dilakukan setelah beberapa kasus intimidasi terhadap jurnalis investigasi Ukraina muncul di bulan Januari.

Dengan demikian kelompok kebebasan pers Reporters Without Borders (RSF) yang berbasis di Paris bereaksi, dan meminta pihak berwenang menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut.

Pihak RSF Paris mencatat, kasus intimidasi terhadap media sudah tiga kali terjadi atau terungkap dalam waktu sepekan.

Salah satu kasusnya adalah staf di Bihus.info, sebuah outlet yang khusus menyelidiki korupsi, menemukan dari sebuah video yang diunggah di media sosial 16 Januari 2024, bahwa mereka telah menjadi sasaran pembuatan film dan penyadapan secara diam-diam selama berbulan-bulan.

RSF menyebutkan, kasus lainnya melibatkan jurnalis yang berbasis di Odesa, Iryna Hryb yang sedang melaporkan ekspor biji-bijian di wilayah tersebut.

Iryna Hryb menemukan sebuah perangkat di mobilnya, yang bisa mendengarkan panggilan telepon atau percakapannya dengan penumpang, dan untuk melacak pergerakannya.

Kasus ketiga melibatkan Yuriy Nikolov, reporter investigasi untuk media antikorupsi Nashy Hroshy 14 Januari 2024.

Yuri Nikolov mengatakan, sejumlah orang bertopeng mencoba memaksa masuk ke apartemennya di Kyiv, Ukraina.

Sementara pada saat yang sama, orang-orang itu mengancamnya dengan didaftarkan secara paksa untuk berperang di tentara Ukraina melawan invasi Rusia.