Pelindo Tanjungpinang Kini Garap Bisnis Kemaritiman

Pelindo Tanjungpinang Kini Garap Bisnis Kemaritiman
Kapal Indah Costa, pengangkut barang kebutuhan masyarakat sandar di Pelabuhan Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. (Foto: Antara)

Bintan – PT Pelindo Tanjungpinang kini mulai fokus garap bisnis kemaritiman berupa jasa pandu dan tunda kapal.

General Manajer Pelindo Tanjungpinang Yusrizal, di Tanjungpinang, Kamis (09/09), menilai bisnis pandu dan tunda kapal cukup menguntungkan sehingga dapat menutupi kerugian yang diderita dalam pengelolaan Pelabuhan Sri Bintan Pura.

“Kami sudah mulai bisnis itu sejak 2014, namun belum terlalu fokus karena ada hal yang harus dibenahi,” katanya.

Salah satu yang akan dilakukan untuk membenahi bisnis pandu kapal yakni rasionalisasi biaya jasa pandu kapal. Sebagai contoh, selama ini Pelindo menetapkan biaya jasa pandu kapal domestik di Perairan Kijang hanya Rp300.000.

Pendapatan sebesar Rp300.000 dari jasa pandu satu kapal domestik tidak dapat menutupi biaya operasional, termasuk gaji karyawan dan bahan bakar. Artinya, semakin banyak jasa pandu kapal yang digunakan, maka Pelindo semakin mengalami kerugian.

“Untung saja itu dapat ditutupi dengan biaya jasa pandu kapal asing yang mencapai Rp5 juta,” katanya.

Baca Juga : Tarif Antigen di Pelabuhan SBP Tanjungpinang Turun, Ini Harganya

Rasionalisasi biaya jasa pandu kapal akan dibicarakan dengan pemilik kapal kargo maupun kapal barang. “Kami harus bicarakan ini sehingga ketemu jalan tengahnya,” ucapnya.

Potensi bisnis jasa pandu dan tunda kapal cukup besar di Kepri mengingat ada ratusan kapal setiap bulan membutuhkannya. Misalnya, kapal-kapal yang akan bersandar di pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus di Galang Batang, Bintan, yang dikelola PT Bintan Alumina Indonesia.

“Ribuan tenaga kerja bekerja di perusahaan itu. Dan ada ribuan tentara dan keluarganya yang masuk ke Pulau Bintan. Tentu bahan kebutuhan sandang dan pangan semakin meningkat diangkut kapal-kapal ke Pulau Bintan,” katanya.

Pendapatan Pelindo Tanjungpinang yang berasal dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) turun drastis hingga 75 persen.

“Kami alami kerugian sekitar Rp2 miliar dalam setahun sejak pandemi COVID-19,” kata Yusrizal.

Yusrizal mengatakan pendapatan terbesar Pelindo berasal dari Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Pelindo kehilangan sekitar 60 persen dari Rp1,6 miliar lantaran tidak ada penumpang ke Malaysia maupun Singapura.

Hal itu disebabkan pembatasan perjalanan laut yang yang dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap warga asing ke Indonesia maupun sebaliknya.
Selain itu, Pemerintah Malaysia dan Pemerintah Singapura juga masih “lock down” wilayahnya sehingga tidak ada warga atau wisatawan asal kedua negara tersebut berkunjung ke Tanjungpinang selama pandemi.

“Sebelum pandemi COVID-19, pendapatan Pelindo yang bersumber dari pas masuk pelabuhan mencapai Rp1,6 miliar per bulan. 60 persen pendapatan bersumber dari pas masuk pelabuhan internasional,” ucapnya.

Jumlah penumpang di Pelabuhan Domestik SBP juga drastis menurun. Hal itu disebabkan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah terjadi penularan COVID-19.

Kapal-kapal antarpulau sempat tidak berlayar ketika kasus aktif COVID-19 semakin banyak. Kemudian pemberlakuan pembatasan pelayaran ketika diberlakukan PPKM Level IV hingga Level III di Tanjungpinang dan Batam.

Penurunan jumlah penumpang juga terjadi karena pembatasan jumlah penumpang di dalam kapal untuk mencegah penularan COVID-19. Akibatnya, jumlah penumpang semakin berkurang.

“Pendapatan Pelindo pernah berkurang hingga Rp300 juta, Rp400 juta, dan pernah hanya mendapat Rp150 juta per bulan,” katanya.

Menurut dia, pemberlakuan tes antigen juga mempengaruhi jumlah penumpang, meski saat ini biaya tes antigen berkurang menjadi Rp85.000. Biaya tes antigen itu lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tiket kapal cepat Tanjungpinang menuju Batam Rp55.000, dan pas masuk pelabuhan domestik Rp10.000.

“Kami sudah minta kepada Pemkot Tanjungpinang untuk meninjau kembali pembelakuan kebijakan tes antigen tersebut agar tidak memberatkan penumpang,” ucapnya.

Pewarta : Antara
Redaktur: M Rakhmat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *