Peternak Ayam Tidak Ada Penyebab Kelangkaan Telur di Natuna

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Natuna Sri Hariningsih (Foto: Muhamad Nurman)

Natuna – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Natuna Sri Hariningsih mengungkap penyebab kelangkaan telur ayam di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Salah satu penyebabnya karena belum ada perternak ayam, sehingga bergantung pada daerah lain.

“Untuk telur kita masih bergantung pada luar daerah, seperti Tanjungpinang dan Pontianak ” kata Sri di ruanganya, Senin (02/08).

Ia menambahkan, ketersediaan transportasi dan cuaca sangat mempengaruhi kekosongan telur di Natuna, sebab jarak daerah pendistribusian telur sangat jauh.

“Transportasi dan cuaca akan berdampak terhadap terlambatnya distribusi bahan makanan, khususnya terkait kelangkaan telur di Natuna, ” tambahnya.

Ia menjelaskan hal ini bisa jadi pemicu ketidakstabilan harga nantinya. Untuk masalah harga, bukan wewenang dari dinasnya, namun menjadi tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

“Kalo harga itu bukan wewenang kami, itu wewenangnya Disperindag, ” tutupnya.

Sebelumnya dilaporkan, Sejak dua pekan terakhir telur mulia langka di warung-warung sembako di Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dengan kelangkaan itu menyebabkan harga telur naik tinggi.

Bahkan saat dijual Rp60 ribu per papan isi 30 butir. Padahal harga normalnya harga telur di Ranai berkisar antara Rp42 ribu -Rp45 ribu per papan.

“Sekitar seminggu sudah putus telur di sini (Ranai), kalau satu kosong, semua kosong,” kata Atik penjual warung sembako di Ranai, Minggu (01/08).

Atik mengatakan, kelangkaan tersebut mengakibatkan harga telur di Ranai menjadi tidak stabil.

“Selama putusnya telur, harga naik dari harga Rp45 ribu jadi Rp60 ribu, ” katanya. (*)

Pewarta : Muhamad Nurman
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab