Selamat Jalan, Eyang Sapardi Djoko Damono

Tanjungpinang, Ulasan. Co – Kabar duka datang dari dunia sastra Indonesia. Penyair ulung Sapardi Djoko Damono meninggal dunia hari Minggu (19/7), di Eka Hospital BSD, Tanggerang Selatan, pukul 09.17 WIB.

Kabar duka ini disampaikan oleh sejumlah tokoh lewat akun media sosial. Beberapa di antaranya, mantan  Direktur Freedom Institute Jakarta Akhmad Sahal melalui Twitter @sahaL_AS.  “Sugeng tindak, Penyair “Hujan Bulan Juni” Sapardi Djoko Damono. Semoga husnul khatimah.”

Selain itu, Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli melalui akun Twitter @arifz_tempo juga mengucapkan selamat jalan kepada pemilik sajak indah “Hujan Bulan Juni” tersebut dengan menyebutnya sebagai sosok yang rendah hati.

“Selamat jalan penyair rendah hati: Sapardi Djoko Damono,” tulisnya.

Di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, beberapa penikmat sastra dari kalangan mahasiswa dan dosen juga mengucapkan selamat jalan atas kepergian penyair yang terkenal dengan sajak-sajak romantisnya.

“Selamat jalan ke keabadian. Kali ini hujan bulan Juli mengiringi perjalananmu,” tulis salah satu Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji di Story’ akun resmi WhatsApp pribadinya.

Di sisi lain, sajak puitik penuh duka tertulis berisyarat rindu dan kehilangan dari Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji.

“Hujan bulan Juni sudah reda, ternyata pulangmu menunggu Juli tiba. Tenanglah di keabadian, sajakmu masih dan akan terus tergores di atas kertas kerinduan,” tulis Dita, salah satu mahasiswi di Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Semasa hidup, Penyair yang akrab disapa Eyang Sapardi dikenal sebagai penulis puisi terkemuka Tanah Air. Ia menerima banyak penghargaan yang di antaranya penghargaan penulisan SEA-write yang digagas ASEAN juga karya-karya musiknya yang dimusikalisasi oleh sejumlah arranger dan musisi.

Eyang Sapardi Djoko Darmono tutup usia di usianya yang ke 80.