Tenda Darurat Pasien di RSUP Dr Sardjito Sempat Kebanjiran

Situasi tenda darurat Sardjito memprihatinkan karena kebanjiran. (Foto: Istimewa)

Tenda Darurat Pasien di RSUP Dr Sardjito Sempat Kebanjiran

Sleman – Hujan yang mengguyur Yogyakarta sejak Jumat (09/07) malam hingga Sabtu (10/07) subuh, membuat tenda transit darurat di RSUP Dr Sardjito untuk pasien digenangi air.

Beberapa foto yang memperlihatkan tenda darurat penanganan pasien Covid-19 di RSUP Dr Sardjito tergenang air, Sabtu (10/07) dinihari tersebar di jejaring pesan online. Tenda yang terlihat penuh pasien dengan barang-barang dan tabung oksigen digenangu air dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Foto-foto tersebut dikonfirmasi oleh beberapa dokter RSUP Dr Sardjito yang berjaga semalam. Kondisi itu diakui muncul saat hujan deras melanda Yogyakarta sejak tengah malam dan baru surut menjelang subuh.

Situasi yang terjadi diakui memang mengkhawatirkan karena hujan begitu deras dan genangan air muncul di area dalam tenda. Lokasi yang seharusnya digunakan untuk transit pasien karena tak mendapatkan ruangan di IGD atau menanti ruangan di bangsal perawatan penuh.

“Kondisi itu benar terjadi saat hujan deras, tadi subuh sudah mulai surut,” ungkap salah seorang dokter seperti yang dilansir dari KRJOGJA.com.

Para dokter membenarkan bawasanya kondisi tenda transit darurat yang ada di halaman RSUP Dr Sardjito memang penuh. Artinya, situasi di IGD utama yang ada di gedung rumah sakit mengalami situasi yang sama.

Sementara, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengaku sangat prihatin dengan situasi terjadi di rumah sakit salah satunya Sardjito yang tenda daruratnya tergenang air. Di sisi lain menipisnya oksigen juga belum terselesaikan hingga saat ini.

“Kalau kondisi ini berlarut kami khawatir banyak masyarakat yang kesakitan bahkan banyak lagi yang meninggal dunia. Ini situasi darurat dan mengkhawatirkan yang bisa menjadi tragedi kemanusiaan. Saat ini masih terlalu santai di DIY ini,” tegas Huda.

Di sisi lain, Huda menilai kondisi PPKM Darurat di DIY tak berjalan maksimal karena justru kasus semakin banyak dari hari ke hari. Pemda DIY diminta merumuskan kebijakan terbaik termasuk memberikan bantuan pada warga masyarakat yang tak bisa apa-apa karena harus bekerja untuk memenuhi makan hari esok.

“Kita harus langkah cepat bukan hanya wacana, Pemda harus alokasikan anggaran yang cukup untuk warga yang kesulitan. Kalau tidak keluar warga tidak bisa makan. Kalau takut anggaran usulkan undang BPK, KPK, Kejaksaan, Polisi diundang rumuskan bersama untuk bisa memberikan bantuan pada masyarakat. Ini harus diperhatikan secara detail dan cepat, jangan hanya wacana yang belum dilakukan dengan baik,” tandas dia.

Pewarta : KRJogja.com
Redaktur : M Rakhmat