Tercatat 18 Peristiwa Laka Laut Sepanjang 2021 di Natuna-Anambas

SAR
Personel Kantor Pencarian dan Pertolongan bersama personel TNI-Polri bersiap melakukan pencarian ABK kapal CNC Neptune yang jatuh di perairan Anambas, Rabu (05/01). (Foto:Istimewa)

Natuna – Sepanjang tahun 2021 tercatat ada 18 peristiwa kecelakaan (laka) laut yang terjadi di Kabupaten Natuna dan Anambas, Kepulauan Riau.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kabupaten Natuna, Mexianus Bekabel mengatakan, sepanjang tahun 2021 pihaknya telah menangani 18 kasus pencarian dan pertolongan terhadap peristiwa yang membahayakan jiwa manusia meliputi kecelakaan laut, kondisi membahayakan manusia (KMM), dan bencana alam.

“Operasi di tahun 2021 didominasi kecelakaan laut dengan jumlah 11 kejadian, diikuti oleh KKM 6 kejadian dan bencana alam 1 kejadian,” ungkap Mexianus di Kantornya, Jalan Adam Malik, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (05/01).

Dari 18 kasus tersebut, lanjut Mexianus, telah menyebabkan satu orang meninggal dan satu orang hilang.

“Untuk korbannya sebanyak 113 orang, satu kecelakaan dilaut menyebabkan satu orang hilang dan KKM sebabkan satu orang meninggal dunia,” jelas Mexianus.

Ia menambahkan, serangkaian kecelakaan laut yang terjadi di sejumlah perairan Natuna dan Kepulauan Anambas tersebut disebabkan oleh letak kedua Kabupaten tersebut, dimana 90 persen wilayahnya merupakan perairan atau kepulauan.

“Antara kabupaten dan kecamatan itu terdiri dari pulau-pulau. Sehingga transportasi yang sering digunakan itu transportasi laut,” ungkapnya.

Baca juga: ABK MV CNC Neptune Ditemukan Nelayan Mengapung di Perairan Anambas

Selain itu, alat komunikasi dan keselamatan yang dimiliki transportasi laut di daerah-daerah tersebut juga belum memadai.

Bahkan, ada kapal yang tidak layak untuk digunakan namun tetap dioperasikan.

“Selain itu cuaca di didaerah tersebut juga tergolong ekstrem,” tambahnya,

Meski demikian, jumlah operasi yang dilakukan sejak 2021 lalu lebih sedikit dari jumlah operasi pada tahun 2020.

“2020 itu ada 28 kejadian,” ungkapnya.

Dikatakan Mexi, selama melakukan operasi pihaknya kerap kali mengalami kendala, kendala tersebut meliputi lambatnya informasi yang diberikan oleh keluarga korban, tidak lengkap laporan yang diberikan dan cuaca ekstrim.

“Kita kalau lokasi tidak lengkap agak susah, untuk mencari sebab untuk perairan Natuna dan Anambas sangat luas,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas, agar selalu menjaga keselamatan dalam melakukan aktivitas baik didarat maupun dilaut.

“Kami sarankan untuk sekarang karna cuaca ektrim untuk sementara hentikan akitivitas dilaut, bagi yang terpaksa melakukannya lengkapi peralatan baik itu alat komunikasi maupun keselamatan,” pungkasnya.