BATAM – Tim Advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang mengungkapkan kondisi terkini di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang berangsur mulai normal.
“Sudah bekerja seperti biasa, namun tidak seperti sedia kala sebelum adanya konflik ini karena warga rasa takut masih menghantui masyarakat,” kata salah satu tim advokasi Solidaritas Nasional untuk Rempang, Ahmad Fauzi, Rabu (01/11).
Menurutnya, hingga saat ini warga masih pada pendirian awal mereka, yakni tetap menolak untuk direlokasi.
“Jika ada pernyataan dari pemerintah atau dari BP [Badan Pengusahaan] Batam atau menteri investasi, tolong dipertimbangkan. Lihat rekomendasi Komnas HAM, lihat rekomendasi ombudsman, di situ sudah jelas dan pemerintah harus dengarkan aspirasi masyarakat,” kata dia.
Dari data yang mereka miliki, tidak banyak masyarakat yang menerima untuk direlokasi, seperti yang pernah disampaikan, telah mencapai 70 persen di Pasir Panjang,
“Faktanya sampai sekarang warga masih banyak yang menolak dan yang menerima tidak sampai 30 persen dari warga Pasir Panjang,” kata dia.
Bahkan saat kunjungan terakhir Menteri Investasi/BKPM RI, Bahlil Lahadalia, warga setempat marah karena Bahlil menyampaikan data yang tidak jelas dan mengusir kehadiran Bahlil di Pasir Panjang.
“Cobalah menteri investasi dan BP Batam jujur dan janganlah membohongi rakyat terus,” kata dia.
Menurut Fauzi, selain dari warga Rempang, beberapa nelayan dari pulau-pulau sekitar juga ada yang datang menemui mereka.
“Mereka menghubungi kami dan mereka merasa was-was dan menolak adanya investasi ini,” kata dia.
Baca juga: Tim Advokasi Nilai Penetapan Tersangka Unjuk Rasa Rempang Cacat Formal
Baca juga: Sidang Praperadilan Tersangka Kerusuhan Unjuk Rasa Rempang Bergulir di PN Batam
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News