IndexU-TV

Warga Monggak Enggan Direlokasi, Wahyu Wahyudin: Akan Pertanyakan Nasib Mereka

Warga Kampung Monggak
Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin saat reses di Kampung Monggak. (Foto: Muhammad Chairuddin)

BATAM – Warga Kampung Monggak, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menolak direlokasi jika pengembangan kawasan Rempang jadi dibangun.

Hal itu mereka sampaikan pada reses Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri, Wahyu Wahyudin, Senin (07/08).

Salah tokoh masyarakat, Egoy menjelaskan, warga Monggak siap mendukung pembangunan dan investasi yang masuk ke Batam.

Menurutnya, pembangunan dan investasi itu baik untuk ekonomi daerah. Akan tetapi, mereka meminta agar pembangunan tersebut tak mengusik kehidupan warga.

“Kami siap mendukung pembangunan dan investasi. Asal kami jangan dipindah. Ini tanah nenek moyang kami. Kampung ini bagi kami adalah tanah adat,” katanya.

Menurutnya Egoy, Kampung Monggak dan warga sekitar adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Pasalnya, kampung itu merupakan saksi kehidupan turun temurun keluarga mereka.

Bahkan, sejak ratusan tahun lalu keluarga mereka telah berkehidupan di kampung tersebut. Alhasil, banyak sekali peninggalan bersejarah bagi mereka di Kampung Monggak.

“Sayang dengan peninggalan keluarga kami. Silakan bangun, cuma kampung tua jangan diganggu,” ujar Imam Masjid itu.

Ia melanjutkan, hal lain yang menjadi kekhawatiran warga jika pindah ke lokasi lain terkait pe4ekonomian mereka. Sebagai nelayan pinggir pantai, mata pencaharian warga pasti terpengaruh jika pindah ke darat atau lokasi lain.

“Masalah ekonomi kami, kalau dipindah kami terancam. Kehidupan kami di laut sebagai nelayan pantai. Rumah, perahu, hingga jaring kami di pinggir pantai,” ucap Egoy.

“Kalau pindah ke darat, ekonomi kami pasti melemah. Sedangkan ini saja kami sulit menyekolahkan anak-anak kami. Siapa tanggung jawab atas anak-anak kami,” tambahnya.

Sedangkan di sisi lain, ia mengaku belum pernah berkomunikasi langsung dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam maupun PT Makmur Elok Graha (MEG) yang kabarnya akan membangun Rempang.

“Belum ada pertemuannya sama sekali. Komunikasi juga belum ada. Selama ini cuma isu. Pembangunan ini tahu dari RT/RW,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Ketua RW setempat, Timo berterima kasih atas perhatian pemerintah selama ini.

Akan tetapi, warga sangat berharap pemerintah dapat mempertimbangkan nasib penduduk sekitar agar tak perlu relokasi.

“Atas nama seluruh masyarakat Monggak agar kampung kami peninggalan para leluhur sudah ratusan tahun. Mudah-mudahan kami tidak direlokasi,” ujarnya.

Ia melanjutkan, ratusan kehidupan warga akan terganggu bila harus pindah ke lokasi lain karena berkehidupan sebagai nelayan.

“Kami berharap ada yang terbaik. Ada pertimbangan. Kami kurang lebih ada 150 keluarga. Jumlah penduduknya 760 orang,” ucap Timo.

Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin akan mempertanyakan nasib warga Kampung Monggak, Kecamatan Galang, Kota Batam jika Rempang jadi terbangun.

“Saya juga belum pernah ketemu dengan perusahaan. Kalau ketemu, akan saya sampaikan langsung keluhan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, rencana pembangunan dan investasi di Rempang bernilai positif untuk ekonomi daerah. Akan tetapi, nasib warga sekitar juga tidak boleh terabaikan.

Terlebih, masyarakat Kampung Monggak telah hidup turun temurun di kampung tersebut. Ia meminta, perusahaan atau BP Batam tidak merelokasi warga Kampung Monggak.

“Tempat yang kosong dulu yang dibangun. Jangan yang ada dulu mau direlokasi. Bertahap lah,” ujarnya.

Baca juga: Pembangunan Rempang Mulai September 2023, Ini Kata Rudi Soal Nasib Warga

Baca juga: Akademisi Soroti Polemik Rencana Pengembangan Pulau Rempang

Selain itu, ia juga akan mempertanyakan rencana pembangunan Rempang ke depannya. Langkah itu sebagai tugasnya yakni pengawasan dan mendengarkan aspirasi masyarakat.

“Kebetulan ini adalah BP Batam yang link-nya langsung ke pusat. Saya harus tanyakan ke pusat,” kata anggota DPRD Kepri fraksi PKS itu.

“Saya akan tanyakan ke dinas terkait. Melakukan konfirmasi ke mereka. Sebetulnya ini investasinya seperti apa dan lahan yang akan digarap seperti apa,” tambahnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News

Exit mobile version