5 Kebiasaan yang Dapat Menyebabkan Saraf Kejepit

Ilustrasi - gejala saraf terjepit biasanya dirasakan dalam bentuk nyeri tajam atau sensasi terbakar di area tubuh yang terkena. (Foto: freepik)

Hai Sahabat Ulasan, saraf kejepit merupakan kondisi di mana saraf yang terdapat di dalam tubuh tertekan oleh jaringan sekitarnya.

Kondisi ini sering terjadi pada bagian leher (radikulopati serviks), bagian atas punggung (radikulopati toraks), atau bagian bawah punggung (radikulopati lumbal).

Baca Juga: Risiko Tidur Sore Hari dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Gejala saraf terjepit biasanya dirasakan dalam bentuk nyeri tajam atau sensasi terbakar di area yang terkena. Terdapat beberapa kebiasaan yang dapat memicu terjadinya saraf kejepit:

1. Mengangkat Beban Berat

Mengangkat benda berat dapat memberikan tekanan yang berlebihan pada otot dan sendi di seluruh tubuh. Risiko terjadinya saraf kejepit semakin tinggi, terutama jika dilakukan tanpa memperhatikan posisi yang tepat.

Bahkan dalam posisi yang benar, stres dan ketegangan pada otot dan sendi yang terjadi secara tiba-tiba juga dapat menjadi pemicu terjadinya saraf kejepit. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri yang intens dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Gaya Hidup Kurang Aktif

Gaya hidup yang kurang aktif dapat menjadi pemicu saraf kejepit karena kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan otot-otot menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitas, meningkatkan risiko terjadinya tekanan pada saraf.

Selain itu, gaya hidup yang kurang aktif juga berhubungan dengan peningkatan berat badan yang memberikan tekanan tambahan pada struktur tubuh, termasuk saraf, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya saraf kejepit.

3. Latihan Intensitas Tinggi

Latihan dengan intensitas tinggi dapat memicu kontraksi pada otot yang kuat dan berulang. Aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah, tendon, dan saraf di sekitar area yang terlibat dalam gerakan.

Latihan intensitas tinggi juga dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada jaringan sekitar yang berpotensi menekan saraf. Kondisi ini bisa semakin parah tanpa melakukan pemanasan atau teknik yang benar sebelum berolahraga.

Baca Juga: Informasi Penting Mengenai Miom dan Kista yang Perlu Wanita Ketahui

4. Olahraga dengan Kecepatan Tinggi

Olahraga dengan kecepatan tinggi seperti lari, bersepeda, sprint, tenis, dan bulu tangkis meningkatkan risiko cedera, terutama pada bagian saraf. Hal ini disebabkan oleh posisi tubuh yang mungkin tidak seimbang.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan teknik yang benar, melakukan pemanasan sebelum beraktivitas, dan menjaga postur tubuh agar dapat mengurangi risiko cedera pada saraf.

5. Gerakan Berulang

Gerakan yang dilakukan secara berulang tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan iritasi, peradangan, atau kompresi pada saraf-saraf tubuh. Hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya saraf kejepit.

Selain itu, postur tubuh yang buruk atau penggunaan alat yang tidak sesuai juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penekanan pada saraf.

Jika ingin berolahraga atau menggunakan alat tertentu, pastikan untuk memahami prinsip-prinsip ergonomi. Selalu penting untuk beristirahat secara teratur dan melakukan peregangan secara berkala.

Ikuti Informasi Kesehatan Lainnya diĀ Google News