Pekerja Migran di Singapura Mulai Rasakan Kebebasan

Pekerja Migran di Singapura Mulai Rasakan Kebebasan
Pekerja konstruksi Vairavan Karuppaiah (48) dari India berbelanja di Little India, Singapura. Foto: Reuters

Singapura – Pemerintah Singapura telah melonggarkan sekelompok pekerja migran untuk mengunjungi daerah destinasi wisata Little India di Singapura pada Rabu (15/9).

Pelonggaran itu untuk merasakan kebebasan pertama para pekerja migran selama lebih dari setahun di bawah program percontohan melonggarkan aturan pembatasan pergerakan.

Pembatasan pergerakan di Singapura itu diberlakukan untuk menghentikan lonjakan infeksi virus corona di asrama-asrama pekerja migran.

Meski seluruh Singapura telah kembali ke kehidupan normal, para pekerja asing berupah rendah masih dibatasi pergerakannya dan diminta tetap berada di tempat tinggal mereka, selain untuk bekerja, rekreasi terdekat atau tugas penting.

Baca juga: Wisatawan Singapura Belum Diizinkan Berlibur ke Lagoi Kepri

Kunjungan pekerja migran ke Little India itu merupakan bagian dari program yang mengizinkan hingga 500 pekerja migran yang sudah divaksin lengkap untuk mengunjungi tempat-tempat umum tertentu selama enam jam setiap pekan.

Namun, program itu masih akan dievaluasi setelah satu bulan.

Pusat keuangan Asia Tenggara itu pada April 2020 memberlakukan pembatasan pergerakan pada puluhan ribu pekerja migran, terutama yang berasal dari Asia Selatan, setelah asrama mereka yang seringkali sempit dan padat menjadi pusat wabah COVID-19 tahun lalu.

Program percontohan pelonggaran pembatasan itu hanya mencakup sebagian kecil dari populasi buruh migran yang besar. Mereka masih diharuskan menjalani tes cepat antigen COVID-19 sebelum dan sesudah kunjungan.

Bagi pekerja migran yang beruntung, program itu adalah kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat yang dulu sering mereka kunjungi.

Setelah berdoa di salah satu kuil di daerah Little India, Ayyavu Ponnaiah mengatakan dia berencana untuk berbelanja selama beberapa jam.

“Saya sangat senang,” katanya.

Pekerja migran lainnya dari India, Vairavan Karuppaiah, yang bekerja di bidang konstruksi, berencana mengunjungi pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.

Kementerian tenaga kerja Singapura memulai program tersebut setelah lebih dari 90 persen pekerja migran yang tinggal di asrama-asrama menjalani vaksinasi.

Angka itu di atas tingkat vaksinasi keseluruhan Singapura yang mencapai sekitar 81 persen, salah satu angka tertinggi di dunia.

Pewarta: Antara
Editor: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *