Ratusan Warga Kaveling Kamboja Batam Datangi Kantor PT Moya

Ratusan Warga Kaveling Kamboja Batam Datangi Kantor PT Moya
Ratusan Warga Kaveling Kamboja Batam Datangi Kantor PT Moya. Foto: Muhammad Ishlahuddin

BATAM – Ratusan warga Kaveling Kamboja, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, didominasi oleh emak-emak mendatangi kantor pusat Pelayanan Pelanggan Air Minum BP Batam, yang dikelola oleh PT Moya Indonesia, Selasa (31/5) siang.

Para warga yang hadir tersebut terdiri dari 6 RT, di bawah naungan RW 15 Kaveling Kamboja, Sagulung.

“Distribusi air ke kita minim, tapi tagihan tiap bulan sama aja,” kata Ridoni Gultom, Ketua RT 06 Kavling Kamboja.

Menurut Ridoni, distribusi air bersih saat dikelola oleh ATB dinilai lebih baik dibandingkan dikelola oleh PT Moya.

“Kita sebagai pelanggan sudah jenuh. masa sih air tak ada? Tapi kita tetap bayar tagihan. Kita tunggu sampai subuh, baru keluar airnya. Itupun cuma sedikit,” kata dia.

Baca juga: BP Batam Lelang Pengoperasian dan Pemeliharaan SPAM Hulu dan Hilir

Ridoni mengatakan, jika pihak Moya ada iktikad baik, harus adakan pertemuan dengan warga bahas masalah air tersebut. Namun, Moya seolah takut untuk menjumpai warga.

“Makanya kami hadir di sini, meminta Moya untuk perbaiki jalur air di sana. Kita begadang sampai pagi, cuma dapat satu ember. Itupun cuma berapa liter,” kata dia.

Menurutnya, hal sepertin ini sudah berjalan hanpir tiga tahun, “ketika dikelola oleh ATB tidak seperti ini. Seminimnya air tetap ada untuk semua masyarakat Batam. Tetapi ketika dikelolah oleh Moya, kok jadi seperti ini? Ada apa ini?”

Taher, salah seorang warga Kaveling Kamboja juga menyoroti PT Moya yang memenangkan tender pengelolaan air bersih di Batam.

“Ini menurut saya tak layak dimenangkan (lelang), kalau bisa dikaji ulang karena tak lebih baik dari pengelola air bersih sebelumnya,” kata dia.

Baca juga: BP Batam Gandeng Kejaksaan Awasi Proyek Strategis di Kepri

Kualitas air yang dihasilkan oleh PT Moya, menurut Taher, tidak baik dan mengalir dengan tidak konsisten.

“Air hidup dari jam 12 malam hingga jam 4 pagi. Setelah itu mati total. Perlu dikaji ulang lagi itu,” katanya.

Sementara itu, Ketua RW 15, Indra mendesak PT Moya agar menindaklanjuti keluhan mereka terkait minimnya pendistribusian air bersih ke wilayah tersebut.

“Sudah lama bahkan bertahun-tahun kita menunggu. Kalau hidup, airnya itu biasa jam 2 subuh. Itu ibu-ibu harus nampung, tapi dapatnya seember saja. Dan itu juga tidak masuk ke dalam bak. Hanya mengalir dari keran luar saja,” kata dia.

Menurutnya, jika tuntun mereka tidak didengar, dan kondisi masih sama saja, mereka akan kembali datang dan menggelar aksi.