Sejarah Piala Thomas-Uber, Gelar Pertama Bukan Diraih Indonesia

Trofi Piala Thomas-Uber Cup 2024. (Foto:Dok/BWF)

JAKARTA – Kejuaraan dunia bulu tangkis beregu Piala Thomas-Uber akan segera bergulir mulai 28 April-5 Mei 2024 di Chengdu, China.

Indonesia kembali mengirimkan wakil Tim Thomas-Uber terbaik, untuk berjuang merebut supremasi gelar juara pada kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi tersebut.

Sebanyak 16 negara dari lima konfederasi berbeda (berdasar ketentuan BWF), akan bersaing menjadi yang terbaik di turnamen beregu tersebut.

Tim Thomas Indonesia menjadi salah satu unggulan dan berpotensi besar meraih gelar, setelah menunjukkan grafik penampilan yang meningkat dalam beberapa turnamen terakhir.

Setelah gagal meraih gelar di tahun 2023, tim bulu tangkis Indonesia menjadi sorotan yang kini berhasil bangkit dan kerap meraih gelar juara di beberapa turnamen termasuk All England 2024.

Tunggal putra Jonatan Christie yang juara di All England dan Badminton Asia Championship 2024, ditambah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di sektor ganda yang juga juara di All England, bakal jadi modal tim Thomas, untuk membalas kekalahan di final dua tahun lalu saat mengalahkan India.

Sementara Tim Uber Merah Putih yang diisi banyak debutan, diharapkan bisa membuat kejutan dengan melangkah minimal hingga semifinal.

Sejarah Kejuaraan Bulu Tangkis Piala Thomas-Uber

Kejuaraan piala Thomas lebih dulu digelar atas inisiasi legenda bulu tangkis asal Inggris yaitu Sir George Alan Thomas.

Alan Thomas sendiri dikenal sebagai sosok pendiri Federasi Bulu Tangkis Dunia pada tahun 1949 yang dulu bernama IBF.

Sebagai insan yang menggeluti olahraga bulu tangkis, sosok pria kelahiran Istanbul, Turki itu menginginkan kompetensi beregu dunia seperti Piala Davis dalam cabor tenis.

Hingga namanya pun akhirnya diabadikan sebagai trofi juara, yang sampai saat ini diperebutkan dalam turnamen bulu tangkis beregu putra yakni Piala Thomas.

Piala Thomas pertama kali diselenggarakan di Preston, Inggris pada tahun 1949 dan diikuti oleh 10 negara dari Benua Eropa, Asia, dan Amerika.

Melihat sektor putra memiliki turnamen bulu tangkis beregu, HS Betty Uber seperti tak mau ketinggalan menginginkan serupa untuk tim putri.

Betty Uber sendiri merupakan pemain legendaris Inggris, yang memenangkan berbagai gelar bergengsi era 1930-an hingga 1950-an.

Wanita kelahiran 2 Juni 1906 itu menggagas berlangsungnya turnamen bulu tangkis beregu putri antarnegara yang digelar di Lanchasire, Inggris tahun 1957.

Sama halnya dengan George Alan Thomas, nama Betty Uber kemudian diangkat menjadi editor dari turnamen beregu putri tersebut.

Awalnya, Piala Thomas diadakan setiap tiga tahun sekali. Namun, sejak tahun 1982, turnamen ini diadakan setiap dua tahun sekali. Formatnya pun sudah berubah.

Awalnya hanya 8 tim yang berlaga, namun kini lebih dari 30 tim dari berbagai negara di seluruh dunia bersaing untuk memperebutkan gelar juara.

Awalnya Uber Cup juga diadakan setiap tiga tahun sekali. Namun, sejak tahun 1984 turnamen tersbut diadakan tiap dua tahun sekali, mengikuti format Piala Thomas.

Seperti halnya Piala Thomas Cup, kini lebih dari 30 tim dari berbagai negara di seluruh dunia bersaing untuk memperebutkan gelar juara di ajang ini.

Juara Pertama

The Magnificent Seven berpose bersama Piala Thomas pertama yang direbut dari Malaysia. Dari kiri ke kanan R Yusuf (Tim Manajer), Lie Po Djian, Njoo Kim Bie, Ramli Rikin (non-playing captain), Tan King Gwan, Eddy Joesoef, Tan Joe Hok, dan Ferry Sonneville. (Foto:Dok/Koleksi Tan Joe Hok)

Malaysia yang saat itu masih bernama Malaya menjadi negara juara edisi perdana setelah menang 8-1 atas Denmark di laga puncak.

Saat itu, Piala Thomas masih menggunakan format sembilan partai per laga dan digelar selama tiga tahun sekali.

Format tersebut mengalami perubahan saat Thomas Cup 1984 dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia hanya dua tahun setelah edisi ke-12 dihelat di London, Inggris.

Piala Thomas 1984 juga menghadirkan terobosan di mana setiap laga hanya menggelar maksimal lima partai dengan rincian tiga partai tunggal dan dua partai ganda.

Format itu pun dipertahankan hingga saat ini dengan tambahan sistem best-of-five di mana laga bisa selesai dengan cepat jika tim sudah memenangkan tiga partai (di fase gugur).

Juara Terbanyak

Tim Merah Putih saat mengembalikan Piala Thomas terakhir kalinya untuik Indonesia tahun 2020. (Foto:Dok/Claus Fisker/Ritzau Scanpix via AP

Indonesia hingga saat ini masih tercatat sebagai negara tersukses dalam sejarah Thomas Cup dengan koleksi 14 gelar.

Skuad Merah Putih pertama kali membawa pulang Piala Thomas pada1958 atau saat edisi keempat digelar di Singapura.

Predikat Indonesia sebagai negara tersukses di Piala Thomas bakal bertahan setidaknya hingga sewindu ke depan. Sebab, Cina sebagai pesaing baru terdekat 10 kali jadi juara.

Selain Indonesia dan Cina, tercatat ada empat negara yang pernah juara Piala Thomas. Mereka adalah Malaysia (lima kali), Denmark (sekali), Jepang (sekali), dan India (sekali).

Tim Indonesia juga cukup moncer di Piala Uber, meraih 3 gelar juara. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga setelah China (15) dan Jepang (6).

Namun, Indonesia belum juara lagi sejak tahun 1996 dan terakhir kali masuk final pada tahun 2008, ketika kalah dari China dengan skor 0-3. Indonesia terhitung 26 kali menembus final.

Daftar Juara Piala Thomas:

Indonesia : 14 (1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, 2020)
Tiongkok : 10 (1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008, 2010, 2012, 2018)
Malaysia : 5 (1949, 1952, 1955, 1967, 1992)
Denmark : 1 (2016)
Jepang : 1 (2014)
India : 1 (2022)

Daftar Juara Piala Uber:

Amerika Serikat : 3 (1957, 1960, 1963)
Jepang : 4 (1966, 1969, 1972, 1978, 1981, 2018)
Indonesia : 3 (1975, 1994, 1996)
Korea Selatan : 2 (2010, 2022)
Tiongkok : 15 (1984, 1986, 1988, 1990, 1992, 1998, 2000, 2002, 2004, 2006, 2008, 2012, 2014, 2016, 2020)