Mengukur Kesiapan Kota Tanjungpinang Hadapi Gelombang II COVID-19 (Bagian II)

Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, saat meninjau vaksinasi di Bintan Centre, Tanjungpinang. (Foto: Muhammad Chairuddin)

Tanjungpinang – Hari demi hari, kasus COVID-19 kian menjadi bahan yang seksi untuk masuk dalam topik pembahasan di Indonesia, termasuk juga di Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

Sejak munculnya kasus pertama di Tanjungpinang pada Selasa (17/03/2020) lalu, jumlah kasus positif di Kota Gurindam pun semakin melonjak. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau, hingga Rabu (26/05), tercatat jumlah kasus COVID-19 mencapai 3.056 orang dengan jumlah kasus aktif mencapai 430 orang.

Pada hari yang sama, jumlah pasien sembuh mencapat 2.556 orang. Sedangkan jumlah pasien meninggal mencapai 70 orang. Berdasarkan jumlah tersebut, Kota Tanjungpinang kini berstatus zona orange.

Vaksinasi

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tanjungpinang, Nugraheni, memaparkan capaian vaksinasi di Kota Tanjungpinang hingga Jumat (21/05).

Menurutnya, dari semua sasaran, persentase masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi kisaran 22,6% dari jumlah populasi.

“Dari seluruh sasaran 22,6% kalau tidak salah,” jelasnya soal capaian vaksinasi saat awak media ulasan.co menghubunginya, Jumat (21/05).

Meskipun demikian, Nugraheni menjelaskan bahwa masih ada pasien yang sudah menjalin vaksinasi, namun tetap terpapar COVID-19. Akan tetapi, jumlah pasien yang sudah menjalani vaksinasi tapi tetap terpapar COVID-19 sangat kecil. Sebagain besar kasus aktif COVID-19 di Tanjungpinang adalah orang-orang yang belum pernah menjalani vaksinasi.

“Kecil banget. Hanya beberapa orang saja dari sekian ratus yang terpapar baru,” lanjutnya.

Nugraheni pun menilai bahwa hal tersebut kemungkinan terjadi akibat waktu atau jadwal vaksinasi dengan waktu terpapar terlalu dekat. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh belum sempat terbangun, sehingga dapat terpapar COVID-19.

“Presentasi terbanyak yang belum. Karena jadwal vaksinasi dan terpaparnya masih dekat. Secara medisnya, kekebalan tubuhnya belum sempat terbentuk,” tuturnya.

Dari beberapa kasus pasien yang telah menjalani vaksinasi tersebut, ada juga pasien yang telah menjalani vaksinasi sebanyak dua kali.

“Ada yg sudah dua kali,” ujarnya.

Sementara untuk penyitas atau orang yang sudah pernah sembuh dari COVID-19, Nugraheni mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya belum menerima laporan mengenai penyitas yang kembali terpapar.

“Penyitas, belum ada. Terinfeksi lagi itu belum ada,” ujarnya lagi.

Penggalakan vaksin secara masif berlangsung sejak Senin (24/5). dengan target 2000 warga Tanjungpinang tervaksin per harinya.

Wilayah vaksin warga Tanjungpinang, tersebar di beberapa wilayah. Dua wilayah penerimaan kegiatan vaksinasi berada di Rumah Sakit dan Pasar Bintan Center. Dengan terget 500 warga tervaksin per harinya.

“Selain dua wilayah ini, di tiga Puskesmas besar ditargetkan 200 warga dan empat Puskesmas kecil ditargetkan 100 warga tervaksin per hari,” tutur Kadinkes Tanjungpinang, Nugraheni saat ditemui di sela pemantauan vaksin, Senin (24/05).

Peruntukkan vaksin kali ini, lanjutnya, dibuka untuk seluruh warga. Namun tetap diberlakukan aturan sehingga tidak terjadi penumpukan antrian. Untuk saat ini, terang Nugraheni, 1800 guru terdaftar untuk dilangsungkan vaksinasi di Pasar Bintan Center. “Ini ditambah dengan lansia yang bersedia datang, kader posyandu dan guru-guru PAUD,” tambah dia.

Ia rasa, warga harus segera memberikan respon positif terhadap target capaian 2000 warga Tanjungpinang tervaksin per harinya.

Varian Baru

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tanjungpinang, Nugraheni, mengatakan bahwa belum adanya laporan terkait masuknya varian baru dari virus COVID-19 ke Tanjungpinang.

Kadinkes Kota Tanjungpinang, dr. Nugraheni.

Hal itu ia sampaikan saat awak media Ulasan.co menghubunginya, Jumat (21/05).

“Belum ada laporan,” jawabnya soal varian baru COVID-19.

Meskipun demikian, Nugraheni mengatakan bahwa tidak menutup memungkinkan varian baru tersebut dapat masuk ke Tanjungpinang. Menurutnya, posisi Tanjungpinang yang menjadi alur masuk para pekerja migran memberikan potensi untuk masuknya varian baru dari virus COVID-19 tersebut.

“Ya karena kita termasuk daerah perlintasan pekerja migran, jadinya ya kita bisa jadi. Tapikan belum ada laporan resmi,” jelasnya lagi.

Ia pun mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Hal itu tentunya dapat menjaga diri dari virus COVID-19.

“Pencegahan COVID itu dengan mendisiplinkan diri sendiri. Presiden juga sudah menyampaikan bahwa itu saja sudah melindungi 95% dirinya. Di samping juga menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan rajin cuci tangan,” jelasnya.

Selain itu, Nugraheni juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi takut untuk menjalani vaksinasi terlebih lagi bagi masyarakat yang sudah menjadi sasaran vaksinasi.

“Kedua, apabila sudah menjadi sasaran vaksin, jangan menolak. Karena itu untuk kepentingan bersama,” imbaunya.

Sebelumnya, Nugraheni sempat menyatakan bahwa COVID-19 yang menyerang warga dalam 1,5 bulan terakhir lebih ganas.

“Kami belum terima hasil penelitian tim ahli, apakah ini varian baru atau bukan. Tetapi tim ahli dari Kemenkes mengatakan virus ini memiliki kekuatan yang jauh lebih tinggi dibanding COVID-19 sebelumnya,” katanya, Senin (10/5/2021).

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Provinsi Kepri, jumlah kasus positif COVID-19 di Tanjungpinang sempat mengalami penurunan pada Maret 2021. Namun kasus aktif COVID-19 di Tanjungpinang terus mengalami kenaikan hingga mencapai 373 orang pada Jumat (21/05).

Langkah Satgas

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tanjungpinang, Nugraheni, memaparkan langkah-langkah Satgas COVID-19 dalam mengatasi lonjakan Kasus COVID-19 di Tanjungpinang.

Menurutnya, Satgas COVID-19 Tanjungpinang akan terus melakukan beberapa langkah untuk mengatasi lonjakan serta menekan kasus COVID-19 di Tanjungpinang.

“Pertama, mempercepat sasaran vaksin. Kemarin sudah ada instruksi dari presiden. Sudah rapat kordinasi semalam,” ujarnya, Jumat (21/5/2021).

Lanjutnya, pemerintah juga terus memperkuat tim Satgas COVID-19 di kabupaten/kota dengan pengadaan alat PCR agar tidak terpusat di Batam.

“Kedua, memperkuat tim COVID-19. Misalnya untuk daerah yang punya PCR, diharapkan bisa punya sendiri agar tidak terpusat di Batam,” lanjutnya.

Selain itu, Nugraheni mengatakan bahwa pemerintah juga telah menyediakan lokasi-lokasi isolasi terpadu. Ia menyinyalir bahwa isolasi mandiri di rumah tidak efektif. Hal itu karena beberapa hal, baik karena rumahnya tidak memenuhinya syaratnya maupun kurangnya kedisiplinan dari pasien isolasi mandiri tersebut.

Sementara, berdasarkan data COVID-19 oleh Satgas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Provinsi Kepri pada Kamis (20/5/2021), jumlah kasus aktif COVID-19 di Tanjungpinang mencapai 371 orang. Tercatat 25 di RSUD Raja Ahmad Tabib, 7 di RSUD Kota Tanjungpinang, 7 RSUAL dr. Midiyato Suratani, 292 orang isolasi mandiri, dan 40 orang isolasi di LPMP.

Penulis: Muhammad Chairuddin dan Fara