IndexU-TV

ArmaLite AR-15 Kaliber 5,56mm, Senapan Akurasi Tinggi Penembak Donald Trump

Senapan serbu semi otomatis ArmaLite AR-15 yang dipajang salah satu toko senjata di Amerika Serikat (AS). (Foto:Dok/Nebraska)

JAKARTA – Pelaku penembakan terhadap calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat acara kampanye terbuka di Butler, Pennsylvania, Sabtu 13 Juli 2024 sore, ternyata menggunakan senapan akurasi tinggi AR-15-Style Rifle kaliber 5,56mm.

Aksi penembakan tersebut dilakukan Thomas Matthews Crooks, laki-laki berusia 20 tahun yang berhasil lolos dari penjagaan Secret Service.

Diperkirakan, Thomas menembak menggunakan AR-15 Style Rifle dari atap rumah yang berjarak 200–300 meter dari lokasi kampanye Trump.

Sementara Trump mengalami pendarahan di telinga kanan bagian atasnya. Penembakan itu dikabarkan menewaskan satu orang penonton kampanye. Selain itu, dua orang dinyatakan mengalami luka berat.

Kemudian penembak jitu dari Secret Service menembak mati Thomas Crooks. Penyidikan mengenai motif pelaku masih berlangsung hingga saat ini.

Sejumlah informasi telah berhasil dikumpulkan oleh para penyidik, termasuk senjata yang digunakan oleh pelaku.

Berdasarkan penelusuran Bureau of Alcohol, Tobacco, Firearms, and Explosives (ATF), senjata api AR-15 Style Rifle yang ditemukan di lokasi kejadian dibeli secara legal oleh ayah tersangka pada tahun 2013.

Namun Thomas Crooks telah dikonfirmasi merupakan anggota dari salah satu klub menembak local yaitu Clairton Sportsmen’s Club.

AR-15 Style Rifle

Senapan semi-otomatis AR-15 Style Rifle yang menurut personel penegak hukum ditemukan di lokasi percobaan pembunuhan Donald Trump hari Sabtu, merupakan salah satu senjata Amerika Serikat yang paling terkenal.

Seperti yang dilakporkan The Guardian, senjata tersebut berkaitan erat dengan senapan tempur militer otomatis generasi M-16.

Senapan AR-15 terkenal karena digunakan dalam sejumlah penembakan massal baru-baru ini di AS, termasuk serangan Las Vegas pada bulan Oktober 2017, yang menewaskan 60 orang, dan serangan anti-LGBTQ+, yang menewaskan lima orang di Colorado Springs pada November 2022.

Kelompok pengawas senjata telah lama berpendapat, bahwa senapan tersebut yang inisialnya diambil dari perusahaan senjata kecil ArmaLite yang mengembangkannya, dan sebetulnya bukan untuk pengguna sipil.

“Ini adalah senjata perang yang hanya cocok untuk tentara di zona pertempuran,” Lindsay Nichols, direktur kebijakan di Giffords Law Center, yang mendorong peraturan senjata, mengatakan kepada NBC tahun lalu.

“Kemampuannya untuk membunuh banyak orang dengan cepat adalah alasan kami ingin melarangnya,” tambah Lindsay.

Namun, senjata ini diketahui banyak dimiliki orang Amerika, dan populer sebagai simbol hak untuk memegang senjata.

Pada Februari 2023 tahun lalu, anggota Kongres dari Partai Republik Andrew Clyde yang memiliki toko senjata, membagikan pin kerah berbentuk AR-15.

“Saya mendengar bahwa pin kecil yang saya berikan di lantai DPR ini, telah memicu kemarahan beberapa rekan Demokrat saya,” kata Clyde dalam sebuah tayangan video saat itu.

“Yah, saya memberikannya untuk mengingatkan masyarakat akan amandemen kedua konstitusi, dan betapa pentingnya hal itu dalam menjaga kebebasan kita,” terangnya.

Cameron McWhirter, seorang jurnalis dan salah satu penulis buku American Gun: The True Story of the AR-15, mengatakan bahwa senapan tersebut telah menempati tempat yang kuat di masyarakat Amerika.

John Jackson, salah satu pemilik Capitol City Arms Supply, sedang memegang senapan AR-15 yang dijual di tokonya di Springfield. (Foto:Dok/Seth Perlman/AP)
Baca juga: Donald Trump Ditembak Sniper saat Kampanye di Pennsylvania

“Senjata ini telah menjadi simbol yang menjadi fokus masyarakat,” sebut Cameron kepada Guardian pada November tahun lalu.

McWhirter mengatakan, umumnya semua masyarakat Amerika tahu jenis senapan itu, bahkan jika hanya melihat siluet gambarnya.

Senapan AR-15 kaliber 5.56mm yang dipakai untuk perpembunuhan terhadap eks presiden AS Donald Trump punya cerita ‘berdarah’ lantaran daya rusaknya sekaligus harganya terjangkau.

Agen Khusus FBI Kevin Rojek, melansir AFP mengatakan, senjata yang digunakan Crooks adalah AR-style 556 rifle yang dibeli secara legal.

Selain itu, FBI yakin senjata semi-otomatis itu dibeli oleh ayah si penembak, meski mereka belum mengetahui bagaimana pelaku mengakses senjata tersebut, atau apakah dia mengambilnya tanpa sepengetahuan ayahnya.

Sejauh ini, belum ada rincian lebih detil soal tipe senjata AR yang dipakai Crooks.

Meski begitu, The New York Times melaporkan senapan semi-otomatis model AR-15 ditemukan oleh penegak hukum di lokasi percobaan pembunuhan Trump di Butler, Pennsylvania.

Senapan AR sendiri merupakan produksi ArmaLite, pabrikan senjata api yang didirikan pada 1954 di Hollywood, California, AS.

“ArmaLite terkenal karena pengembangan platform ‘AR’ atau ‘ArmaLite Rifle’, dan model AR-10® dan AR-15 asli yang tidak hanya mendefinisikan ulang senjata api modern,” menurut keterangan perusahaan di situsnya.

“Namun juga menetapkan standar komitmen ArmaLite dalam memproduksi senjata api yang inovatif, andal, dan serba guna untuk pertahanan dalam negeri, militer, pasukan khusus, penegak hukum, dan peminatnya,” sambung keterangan itu.

Salah satu model senapan yang paling laku di AS dari ArmaLite adalah AR-15. Hal ini juga menjadi penyebab umum terjadinya beberapa penembakan massal terburuk di negara tersebut.

Saking lakunya, National Rifle Association (NRA) memplesetkan AR sebagai kependekan dari “senapan Amerika” (America’s rifle).

Exit mobile version