Tanjungpinang – Association of Indonesian Travel Agency (ASITA) mendukung agar Bandara Hang Nadim Batam membuka rute penerbangan internasional. Tujuannya, untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia, khususnya Kepulauan Riau (Kepri).
Ketua ASITA Tanjungpinang-Bintan, Sapril Sembiring menilai terhentinya penerbangan internasional di Singapura merupakan momen yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Dengan kondisi penyebaran COVID-19 yang menurun saat ini, Bandara Hang Nadim Batam dapat membuka penerbangan internasional untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.
“Kondisi saat ini kita sangat bergantung pada Singapura, sedangkan Singapura belum ada kepastian kapan akan buka,” ucapnya, Minggu (17/10).
Sapril menuturkan, ketidakpastian itu sangat berpengaruh pada sektor pariwisata Indonesia. Pasalnya, wisatawan mancanegara akan melakukan transit terlebih dahulu di Singapura karena tidak adanya penerbangan internasional di Kepri.
Baca Juga: ASITA Minta Pemprov Kepri Fokus ke Pasar Domestik saat Menunggu Kepastian Travel Bubble
Jika terus bergantung dengan ketidakpastian itu, sektor pariwisata di Kepri akan sulit berkembang untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, meski para pelaku wisatanya sudah siap menjalankan roda ekonominya.
“Ini moment sangat baik agar kita berkonsolidasi antara pemerintah, ASITA, airline, termasuk juga resort yang besar,” ucapnya.
Selain itu, Sapril menilai Bandara Hang Nadim sangat layak untuk membuka rute penerbangan internasional karena memiliki fasilitas yang memadai.
Apabila hal itu terjadi, maka sektor pariwisata Kepri akan merasakan dampak yang cukup besar.
“Itu akan memudahkan mobilitas wisatawan masuk ke Kepri. Saya pikir kita bisa bekerjasama dengan beberapa negara yang protokol kesehatannya bagus,” tambahnya.
Lanjut Sapril, para pelaku wisata seperti resort, travel agen, dan pelaku wisata lainnya sudah siap untuk menerima wisatawan. Ia menilai, Kepri sudah layak untuk kembali menghidupkan roda pariwisata terlebih lagi Travel Bubble.
“Sudah pada disertifikasi CHSE dan itu sudah dilakukan oleh Kemenpar untuk diasesmen,” pungkasnya. (*)