BP Batam Bangun 22 Infrastruktur Jalan Hingga 2024

Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait. (Foto:Ist)

BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam terus membangun insfrastruktur di Kota Batam. Hingga 2024, BP Batam bakal bangun 22 infrastruktur jalan.

Pembangunan infrastruktur memberikan peranan yang sangat penting, dalam menggeliatkan investasi di Kota Batam.

Dibawah kepemimpinan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, pembangunan infrastruktur menuju Batam Kota Baru yang lebih maju terus digesa hingga 2024 mendatang.

Tujuannya tak lain adalah, untuk mendukung Kota Batam sebagai tujuan berinvestasi dari berbagai negara di dunia. Seperti sebelumnya, negara-negara Eropa sudah banyak berinvestasi di Batam.

“Dari 22 proyek pembangunan infrastruktur jalan tahun 2023 hingga 2024, terdiri dari lima kegiatan prioritas nasional dan 17 kegiatan prioritas BP Batam,” ujar Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, Senin (15/4).

Ariastuty menjelaskan, lima proyek kegiatan prioritas nasional yang akan dilaksanakan hingga 2024 nanti yakni, pembangunan jalan koridor utama dari simpang Laluan Madani hingga ke Simpang Bundaran Punggur.

Jalan ini, lanjut Ariastuty, bakal dibangun sepanjang 9 kilometer dengan tiga lajur kiri dan tiga lajur kanan. Sehingga nantinya akan menjadi 5 lajur kanan dan kiri.

Selanjutnya, pembangunan Jalan Yos Sudarso tahap III. Dimana pembangunan sepanjang 1,2 kilometer ini akan dimulai dari simpang Bengkong hingga underpass Pelita.

Kemudian, jalan koridor utama sepanjang 2,6 kilometer dari Bundaran Punggur hingga ke Simpang Bandara Hang Nadim. Jalan ini akan dibangun tiga lajur kiri dan kanan.

Dua proyek prioritas nasional lainnya adalah, pembangunan bundaran punggur dan bundaran bandara, dengan diameter bundaran 100 meter yang belum termasuk badan jalan.

Sementara itu, sebanyak 17 proyek prioritas BP Batam yakni Jalan Hang Jebat dari simpang Batu Besar hingga simpang Turi sepanjang 5,5 kilometer, Jalan Yos Sudarso Tahap 4 mulai dari underpass Pelita hingga Nagoya Gate sepanjang 1,2 kilometer.

Kemudian, Jalan Hang Jebat tahap 2 dari simpang Batu Besar ke simpang Polda Kepri dibangun sepanjang 3 kilometer.

Selanjutnya, pembangunan Jalan Hang Tuah dari simpang bandara ke simpang Batu Besar sepanjang 3,6 kilometer, Jalan Hang Kesturi sepanjang 3,4 kilometer, jalan alternatif bandara 1,2 kilometer, jalan kawasan industri di Kabil 1,3 kilometer, simpang Sei Harapan 0,3 kilometer.

Peningkatan jalan juga dilakukan seperti di Jalan Hang Lekiu sepanjang 12 kilometer, Jalan Todak-Kerapu (ruas gerbang keluar Pelabuhan Batu Ampar) sepanjang 1,8 kilometer, Jalan Duyung sepanjang 2,6 kilometer, Jalan Gajah Mada Tahap III (Dari SPBU Vitka hingga Sei Harapan) 3,1 kilometer, jalan dan drainase di Kawasan Industri Kabil sepanjang 2,9 kilometer serta revitalisasi landscape bundaran Sijori Batam.

Baca juga: Nilai Investasi 8 Negara Eropa di Batam Capai 7,12 Juta USD

Terakhir, pembangunan fly over di Sei Ladi hingga simpang laluan Bundara Madani sepanjang 2,5 kilometer. Dimana, proyek pembangunan fly over Sei Ladi-Bundaran Madani ini merupakan proyek pembangunan gagasan dari Muhammad Rudi, sebagai perwujudan mimpi bebas dari kemacetan dan mengurangi kendaraan yang melintas di Jembatan Sei Ladi.

Sebagaimana diketahui, jembatan Sei Ladi sudah berusia hampir 50 tahun. Sehingga jika jembatan itu terus digunakan dan dilalui oleh kendaraan berat, tentu akan membahayakan.

Muhammad Rudi, mengatakan, pengembangan dan pembangunan jaringan jalan akan tetap menjadi prioritas pihaknya dalam agenda pembangunan 2021.

Sebab, menurutnya, infrastruktur perlu terus dibangun untuk menggerakan ekonomi masyarakat dan menjadikan Batam berdaya saing sebagai kota tujuan investasi.

“Untuk mempercepat ekonomi, maka pertama yang dilakukan BP Batam dan Pemerintah Daerah saat ini adalah dengan meningkatkan infrastrukturnya, utamanya adalah jalan-jalan utama,” kata Muhammad Rudi di Batam Centre.

Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur jalan ini perlu segera dibenahi untuk merespons kebutuhan masyarakat dan para pelaku usaha.

Jika kemacetan terus saja terjadi, maka akan mengakibatkan membengkaknya biaya produksi dan tersendatnya sirkulasi barang serta jasa.

Tentu saja hal ini tidak baik bagi citra Batam sebagai kawasan yang ramah investasi.

“Namun dengan adanya pembangunan infrastruktur juga harus diikuti dengan kesadaran semua pihak untuk menjaga sarana dan prasarana infrastruktur yang sudah dibangun,” pesan Muhammad Rudi.

Baca juga: Pemko Batam Belum Terima Surat Penyerahan Aset Jalan dari Pemprov Kepri