Cerita Warga Kampung Situak Pasaman Barat Diserang Harimau

Cerita Warga Kampung Situak Pasaman Barat Diserbu Harimau
Ilustrasi harimau sumatera. (Shutterstock)

Padang – Pekan lalu, nagari Persiapan Situak Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat, salah satu wilayah perkebunan sawit di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menjadi perbicangan warganet.

Sebuah video yang memperlihatkan seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menghadang pekerja yang tengah mengoperasikan eskavator saat membuka jalan baru di lahan perkebunan sawit di wilayah yang berjarak sekitar 250 kilometer dari Kota Padang itu.

Kehadiran harimau itu membuat pekerja memutuskan menghentikan aktivitas dan memilih kembali ke lokasi peristirahatan.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar yang mendapat informasi itu pun segera menurunkan tim ke lokasi. Mereka kemudian memasang kamera jebak untuk memonitor keberadaan satwa dan melakukan penghalauan ke kawasan hutan lindung.

Baca juga: Jual Kulit Harimau ke Petugas, Tiga Pelaku Langsung Diringkus di Aceh

Penghalauan dilakukan siang dan malam dengan bunyi-bunyian di lokasi perkebunan kelapa sawit itu.

Dari cerita warga setempat, keberadaan harimau di kawasan itu memiliki sejarah panjang. Bahkan, warga menyebutkan, cerita itu muncul di masa lalu.

Marjohan Lubis (63), salah seorang warga Situak menceritakan, nagari itu sempat ditinggalkan oleh penduduk akibat konflik dengan harimau pada tahun 1950.

“Kampung kami ini kosong akibat harimau cindaku legenda di Kerinci, Jambi. Namun hutan Situak memang banyak dihuni harimau sampai sekarang dan satwa itu tidak mengganggu,” katanya belum lama ini.

Ia menceritakan konflik itu terjadi setelah salah seorang warga membunuh si raja hutan yang hidup di sekitar daerah mereka dan kulitnya digunakan untuk bahan beduk di masjid.

Tidak lama berselang, belasan harimau mengamuk dan masuk ke permukiman dan sempat menyerang warga. Bahkan harimau menyerang warga sekitar sampai menelan korban jiwa.

“Harimau hanya membunuh dan tidak memakan jasad warga itu. Dari data saya peroleh, ada tiga warga yang meninggal,” ujarnya mengingatkan.

Baca juga: Harimau Sumatera Terkam 2 Warga Jambi Berhasil Ditangkap

Akibat kejadian itu, warga tidak berani keluar rumah pada malam hari dan saat pergi ke sungai untuk mengambil wudhu, mereka harus secara bersama-sama.

Kondisi kampung pun kemudian semakin mencekam, sehingga warga eksodus atau pindah secara besar-besaran ke Ujung Gading, sebuah nagari di Kecamatan Lembah Melintang.

Akhirnya kampung hanya dihuni tiga kepala keluarga dan mereka tidak berani keluar rumah melakukan aktivitas.

Kondisi itu berlangsung selama tiga tahun setelah orang tua kampung melakukan berbagai usaha, sehingga harimau kembali ke hutan dan sekitar 1954 kondisi sudah membaik.

Setelah itu, masyarakat kembali ke rumah mereka dan sebagian memilih menetap di sejumlah daerah di Ujung Gading sampai sekarang.

“Mereka sudah berkembang di Ujung Gading dan termasuk di Situak menjadi kampung yang berkembang,” katanya.