Desa Hantu ini Dikunjungi 90 Ribu Wisatawan dari Berbagai Negara

Rumah penduduk di Desa Houtouwan yang kosong ditutupi tumbuhan semak. (Foto:Instagram/getlost.idn)

JAKARTA – Bagi yang ingin mencoba beriwisata dengan sensasi tak biasa, bisa mengunjungi Desa Houtouwan yang disebut ‘Desa Hantu’ di Pulau Shengshan, bagian dari Kepulauan Shengsi di lepas pantai timur China.

Desa Hautouwan belakangan ini menjadi heboh di jagat dunia maya, lantaran menawarkan paket wisata yang tak biasa untuk para pelancong yang penasaran dengan Desa Hantu tersebut.

Desa yang terbengkalai itu, awalnya merupakan desa nelayan yang makmur dengan populasi lebih dari 3.000 penduduk populasi tahun 1980-an lebih. Karena lokasinya terpencil dan sulit diakses, penghuninya mulai pindah di tahun 90-an.

Karena tidak ada lagi penghuni, maka desa tersebut secara resmi dikosongkan. Kemudian Desa Houtouwan digabung menjadi desa terdekat pada tahun 2002.

Puluhan tahun ditinggalkan, rumah-rumah kosong di desa tepi tebing yang menghadap ke laut, telah ditumbuhi tanaman rambat yang rimbun hingga menutupi dinding rumah.

Bahkan ada beberapa rumah di desa tersebut juga masih ada perabotan yang tinggalkan. Houtouwan menjadi terkenal di kalangan netizen China pada 2015, ketika serangkaian foto memesona dari desa yang sepi itu menjadi viral.

Lantaran popularitasnya yang baru diekspos di media sosial, namun para pejabat Kepulauan Shengsi justru mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh lonjakan wisatawan yang tiba-tiba datang.

“Saluran telepon kami macet dan kami mengetahui soal kedatangan turis yang semakin banyak ke Houtouwan,” kata Chen Bo, seorang pejabat Pulau Shengshan, dalam sebuah pernyataan resmi kala itu.

Baca juga: Pembalap F1 Valtteri Bottas Liburan ke Bintan
Seorang wisawatan saat berkunjung ke Desa ‘Hantu’ Houtouwan Kepulauan Shengsi. (Foto:Instagram/ieva.malaseviciute)

“Houtouwan dari Shengshan belum dilengkapi dengan kondisi yang terbuka untuk turis. Kami mendesak pengunjung untuk menjaga ketenangan desa untuk saat ini.”

Saat ini Desa Houtouwan sudah siap untuk menyambut kedatangan turis. Perencanaan Desa Houtouwan telah dipersiapkan selama dua tahun, dengan menerapkan langkah baru demi mengendalikan dan memonetisasi membludaknya pengunjung.

Sebuah platform pengalaman melihat desa tersebut dibuka pada tahun 2017, menawarkan gambaran desa dari jauh, dengan harga tiket US$3 atau sekitar Rp45 ribu.

Wisatawan dapat mendaki bukit di sekitar desa dengan biaya US$8 atau sekitar Rp121 ribu. Selain itu, tanda-tanda sudah dipasang di luar rumah kosong, untuk memperingatkan wisatawan tentang kemungkinan bahaya memasuki bangunan yang rusak.

Ketenaran Desa Houtouwan telah mendukung industri pariwisata Pulau Shengshan. Penginapan baru bermunculan di sekitar pulau, tapi tidak di dalam desa tersebut.

Menurut laporan berita lokal, desa tersebut menyambut 90.000 pengunjung pada tahun 2021 dan menghasilkan US$470.000 atau sekitar Rp7,1 miliar untuk pulau tersebut.

Kepulauan Shengsi terletak sekitar 40 mil dari Shanghai, adalah satu-satunya kepulauan yang secara resmi dinyatakan sebagai Area Pemandangan Nasional di Cina.

Dengan lebih dari 400 pulau, kepulauan ini merupakan tempat liburan akhir pekan yang populer dari Shanghai.

Shengshan adalah pulau paling timur dan, bersama dengan Pulau Gouqi yang bertetangga, terkenal dengan makanan lautnya.

Di Pulau ini juga terdapat peternakan ikan terbesar di Cina.

Baca juga: Hunian Kamar Hotel di Bintan Meningkat 30 Persen