Gagapnya para pemimpin daerah ini membuat banyak bencana alam di Indonesia terjadi atas alasan yang sama, yakni buruknya sistem mitigasi.
Memahami risiko bencana, kata dia, berarti memahami sumber gempa yang lebih detail, memahami kapasitas masyarakat dan memahami kondisi fisik lingkungan.
Percuma saja pemerintah membangun “Desa Tangguh Bencana” jika tidak didukung oleh pembangunan infrastruktur tahan gempa, jalur evakuasi yang memadai, serta sistem peringatan dini yang layak.
Hidup di kawasan rawan bencana memang tidaklah mudah. Pilihan bertahan maupun pindah sama saja susah. Yang terjadi, Syamsudin, Eni, dan warga lainnya, hanya mencoba berdamai dan berdoa agar nasib apes tak menimpa mereka, sembari berharap pemerintah membuat sistem mitigasi bencana yang ideal.