Disperindag Pastikan Minyak Goreng Aman di Batam

Disperindag Batam Ganti Brizzi ke Fuel Card
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam, Gustian Riau(Foto: Muhamad Ishlahuddin)

Batam – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Kepulauan Riau memastikan stok minyak goreng aman dan telah menerapkan satu harga di semua wilayah tersebut.

“Sesuai dengan edaran Kemendag (Kementereian Perdagangan) 1 Februari 2022 lalu, seluruh minyak goreng di Batam harganya Rp14 ribu,” kata Kepala Disperindag Batam Gustian Riau, Sabtu (12/02).

Seperti diketahui adapun Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2022 telah mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. Dalam Permendag itu disebutkan harga minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan Rp13.500 per liter serta minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Gustian mengatakan, sebelum Kementerian menerbitkan SK tersebut, pihaknya telah melakukan operasi pasar minyak goreng dengan harga Rp10 ribu per liter.

“Kemarin kita kerja sama dengan perusahaan distributor yang ada di Batam, makanya bisa operasi pasar dengan harga Rp10 ribu,” kata dia.

Gustian memastikan, baik pasar tradisional maupun ritel modern saat ini sudah menerapakkan minyal goreng satu harga.

“Di ritel kita pastikan harganya harus Rp14  ribu, pasar tradisional juga sama,” katanya.

Gustian mengatakan, stok yang ada di pasar tradisional sudah ditarik kembali oleh pihak distributor agar diberikan harga sesuai dengan edaran Kemendag tersebut.

“Masyarakat Kota Batam tak perlu mengkhawatirkan kelangkaan minyak goreng, karena stok kita juga aman,” kata dia.

Baca juga: Penjual Gorengan di Batuaji Keluhkan Minyak Goreng Murah Sulit Didapatkan

Menurutnya, stok minyak goreng di Batam paling aman jika dibandingkan dengan wilayah Kepri lainnya. “Malah kita juga suplai ke daerah lain,” kata mantan Kadis PTSP tersebut.

Gustian mengakaui, memang sempat terjadi kelangkaan di wilayah Batuaji dan Sagulung. Disebabkan karena “panic buying” yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

“Karena memang sempat beredar isu minyak goreng di Batam kurang,” kata Gustian. (*)