Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi Esok di Banda Aceh

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Akan Terjadi Esok di Banda Aceh
Pakar Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh Alfirdaus Putra (kiri) saat pemantauan gerhana bulan di langit Aceh di Banda Aceh, Rabu (26/5/2021). (FOTO ANTARA)

“Salat dzuhur dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari dari titik zenith. Pada hari tanpa bayangan ini, kita dapat memanfaatkan event langit ini untuk kalibrasi waktu shalat di tempat masing-masing,” katanya.

Ia berharap santri, siswa, dan mahasiswa di berbagai tempat di Aceh dapat melakukan praktikum sederhana dengan meletakkan benda tegak tidak berongga seperti tongkat, spidol atau sejenisnya pada bidang datar.

Setelah mencapai titik zenith, maka dua hingga empat menit kemudian akan tiba waktu dzuhur.

“Dengan catatan, benda tersebut benar-benar tegak lurus. Bila perlu gunakan ‘waterpass’,” kata Alfirdaus Putra .

Sementara itu, Staf Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Kemenag Aceh Rahmatul Fahmi menambahkan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali dalam setahun.

“Kulminasi utama terakhir di Banda Aceh terjadi pada Maret 2021 lalu. Setiap kota di Aceh memiliki waktu kulminasi utama berbeda sesuai dengan lintang geografis daerah tersebut,” katanya. (*)

Pewarta: Antara
Redaktur: Muhammad Bunga Ashab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *