Batam – Produsen tahu tempe di Batam, Kepulauan Riau terbebani dengan harga kedelai mahal. Kenaikan harga itu membuat pelaku usaha serba salah antara menaikkan harga atau mengurangi produksinya.
Salah satunya, Purnomo, pengusaha tahu tempe di Tembesi Buton, Batuaji, Batam, sudah 10 tahun terakhir memproduksi tahu tempe. Namun, naikknya bahan baku pembuatan tahu tempe ini membuatnya terbebani.
“Dulu hanya Rp340 ribu (per 50 kilogram) sampai Rp400 ribu saja itu sudah berat bikin tahu tempe. Apalagi sekarang harga sudah sampai Rp595 ribu,” kata Purnomo kepada ulasan.co, Selasa (22/02).
Purnomo mengaku serba salah. Ketika harga dinaikkan konsumen biasanya komplain. “Kita kecilkan barang konsumen tetap komplain. Paling sekarang bertahan, cuma penghasilam berkurang saja,” kata dia.
Purnomo menjelaskan, saat ini memilih untuk mengurangi jumlah produksi dari biasanya. “Biar konsumen tahu, bahan baku pembuatannya naik. Sehingga perlahan harga tahu dan tempe bisa naik,” katanya.
Selain itu, ia menyampaikan sudah menaikkan harga di beberapa tempat yang biasa disuplainya. “Belum semuanya dinaikkan, paling tidak bisa mengurangi pengeluaranlah,” katanya.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Omzet Perajin Tahu Tempe Bintan Turun
Smentara itu, Indro, pedang tahu tempe di pasar Mega Legenda, Batam merasakan juga terkait naikknya harga kedelai.
“Dulu sebelum COVID kita bisa dapat harga Rp300-an ribu, tapi sekarang mana bisa,” kata dia.
Indro mengatakan, hanya bisa bertahan dengan kondisi saat ini. Dia tak bisa menaikkan harga pasar sembarangan.
“Kalau nanti dinaikkan, siapa yang mau beli? Belum ada intruksi juga untuk naik,” kata dia.
Dia berharap, Dinas Perdangan dan Perindustrian (Disprindag) Batam segera mendapatkan solusi untuk menurunkan harga kedelai tersebut.
“Harapannya segera ada solusinya. Susah juga kita, untung kita jadi semakin berkurang,” kata dia.
Terpisah, Kepala Disperindag Batam, Gustian Riau mengaku Pemerintah Kota (Pemko) Batam sudah menyurati Kementerian Perdagangan perihal kenaikan harga kacang kedelai tersebut. Sejauh ini pihaknya menunggu jawaban Kemendag terkait melambung harga kedelai.
“Kita kan mengambil kacang kedelai ini dari Jawa. Kami sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Perdagangan terkait dengan kenaikan harga kedelai ini,” kata Gustian. (*)