KAHMI Kepri Desak Para Tokoh Bantu Bebaskan Warga Ditahan karena Unjuk Rasa Rempang

Ketua KAHMI Kepri
Ketua MW KAHMI Kepri, Suryadi. (Foto: Muhammad Chairuddin)

BATAM – Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Kepulauan Riau (Kepri) menantang para tokoh di daerah tersebut untuk membantu membebaskan warga yang ditahan polisi karena unjuk rasa terkait polemik Pulau Rempang.

“Mana orang-orang di Kepri yang menamakan dirinya tokoh. Tokoh melayu, adat, agama, atau apapun tokoh-tokoh itu,” ketua MW KAHMI Kepri, Suryadi, Rabu (27/09).

Ia mengaku telah menjenguk para pengunjuk rasa yang ditahan di Mapolda Kepri dan Mapolresta Barelang bersama (LBH) Insan Cita.

Suryadi merasa sedih dan miris melihat kondisi para pengunjuk rasa karena harus berpisah dengan keluarganya. Terlebih yang memiliki anak kecil.

Suryadi mengajak para tokoh di Kepri untuk sama-sama menjaminkan diri agar para pengunjuk rasa itu bisa bebas sepenuhnya.

“Mari lah jaminkan diri kita. Bebaskan mereka. Bebasnya bukan penangguhan, tetapi surat perintah penghentian penyidikan (SP3). Atas nama keadilan harus dihentikan. Segeralah,” lanjutnya.

“Ada tadi istrinya dan anaknya bawa anak kecil. Nangis kami melihatnya. Kasihan. Anaknya hanya bisa memanggil ‘ayah-ayah’ dari pintu saja karena tadi bukan jam besuk,” tambahnya.

Baca juga: Besuk Warga Ditahan Kasus Unjuk Rasa Rempang, KAHMI Kepri Minta Polisi Segera Bebaskan

Suryadi menilai, pemerintah juga seharusnya hadir dan membantu para warga yang ditahan polisi. Pasalnya, apa yang mereka lakukan bukanlah murni kesalahan mereka. Melainkan sebagai respons dari peristiwa-peristiwa sebelumnya di Rempang. Terlebih, seluruh warga yang ditahan polisi merupakan warga Kepri.

“Mereka (pengunjuk rasa) adalah korban yang membutuhkan pertolongan dan mereka punya institusi namanya negara yang seharusnya hadir memberikan pertolongannya,” tutur Suryadi.

“Mereka berbuat semacam itu kan kemarin bukan sesuatu yang direncanakan. Tapi itukan buah dari yang terjadi sebelumnya. Itu respon. orang normal kan biasa. Ada reaksi karena ada aksi,” tambahnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News