Koalisi Masyarakat Sipil Menyayangkan Pembukaan MTQ Kepri ke-VIII

Muhammad Faiz, Anggota Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil.

Tanjungpinang, Ulasan.co – Aktivis koalisi masyarakat sipil menyayangkan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Provinsi Kepulauan Riau yang ke-VIII. Pasalnya, melihat kondisi global yang semakin hari semakin terpuruk dengan adanya wabah Covid-19 yang belum tentu kapan berakhirnya membuat aktivis masyarakat sipil buka suara.

“Ya, kami sebagai perwakilan koalisi masyarakat sipil kota Tanjungpinang sangat-sangat menyesali atau menyayangkan pembukaan MTQ pada hari Sabtu (19/9) kemarin. Malam itu, tanpa memperhatikan kondisi Indonesia pada saat ini belum menurun kasus Covid-19 bahkan semakin meningkat angka penularannya membuat pemerintah seakan-akan tutup mata. Kita ketahui bersama MTQ telah menjadi festival besar islam yang setiap tahun diadakan di tiap-tiap dan masing masing daerah untuk memuliakan Al- Qur’an itu sendiri, tetapi dengan kondisi dan situasi saat ini sangat tidak memungkinkan, lebih lagi pemerintah pusat telah mengintruksikan agar jangan berkumpul ditengah keramaian dengan aturan dan kebijakan yang berlaku,” ujar Muhammad faiz selaku anggota koalisi masyarakat sipil.

Lanjut Faiz, kekecewaan yang tidak bisa terima ialah pembukaannya di kota Tanjungpinang. Pemerintah kota Tanjungpinang telah melanggar aturan yang telah dibuat pada tanggal 3 September 2020 lalu. Wali kota mengeluarkan peraturan Wali Kota (Perwako) Tanjungpinang nomor 44 tahun 2020, tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan.

“Provinsi tidak bisa semena-mena dan Pemerintah Daerah (Pemda) Tanjungpinang tidak bisa tunduk begitu saja dan mengikuti apa yang Provinsi mau buat, tidak bisa itu. Kebijakan tetaplah kebijakan, jangan sampai disalahgunakan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan. Kami harap kepada pemerintah daerah kota Tanjungpinang maupun Provinsi Kepulauan Riau agar lebih berhati-hati dengan kebijakan yang dibuat, jangan sampai masyarakat nantinya tidak mempercayai lagi pemerintah, atau krisis kepercayaan yang sangat serius,” ujar Faiz.

Pewarta: Engesti

Editor: Redaksi