IndexU-TV
Bidik  

Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Tokoh Agama

Walikota Tanjungpinang, Rahma, sedang memantau aktifitas pedagang di Pasar Bincen, beberapa waktu lalu. (Foto : Angesti Pedro)

Sedang “amanah”, berarti orang yang memiliki rasa takut kepada Allah, dan tidak memerjualkan ayat-ayat Allah SWT. Amanah pun masih memiliki satu akar kata dengan kata “iman”. Dengan demikian, ia mampu memiliki akidah dan keimanan yang benar kepada Allah.

Ditambahkannya, pemimpin yang baik juga tidak mempermainkan peraturan dan perundangan yang berlaku dengan jabatan yang ia miliki. “Dia tidak mempermainkan peraturan dan perundangan yang berlaku. Peraturan itu diberlakukan dan dilaksanakan dengan profesionalitas,” tuturnya lagi.

Zaini menjelaskan, apabila dikembangkan kembali, terdapat empat karakter pemimpin yakni sidik (jujur), tabligh (mampu menyampaikan tujuan dan komunikasi), amanah (bertanggung jawab), dan fatonah (cerdas).

Selain itu, pemimpin yang baik juga mampu mengeluarkan kebijakan yang baik pula. Pemimpin yang baik juga merupakan pemimpin yang adil serta membangun nilai-nilai kesejahteraan masyarakat.

Zaini yang juga Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tanjungpinang itu mengatakan, pemimpin juga berfungsi untuk menjaga agama agar terjaga akidah, syariah, dan akhlakul karimah dalam masyarakat.

Tujuan lainnya seorang pemimpin ialah mengatur urusan dunia yakni kenegaraan, kekuasaan, kesejahteraan, dan manajerial untum mencapai kemaslahatan umat. Apabila pemimpin suatu daerah benar-benar memiliki sifat pemimpin dalam Islam, maka negeri tersebut akan mendapat Rido dan berkah dari Allah SWT.

Istri yang Baik Tidak Mendekati Zina
Soal perbuatan zina yang saat ini, menjadi fenomena umum yang terjadi di berbagai kalangan, termasuk di kalanagan para pemimpin, Ustadz Muhammad Zaini mengatakan, perbuatan zina merupakan perbuatan terlarang yang memberikan dosa yang besar. Tidak satupun umat Islam yang dibenarkan mendekati perbuatan zina.

Apalagi apanbila perbuatan itu dilakukan oleh seorang perempuan yang sudah bersuami. Istri yang baik menurut Islam, ialah istri yang tidak mendekati zina dan menjaga suaminya.

“Jangankan berbuat, mendekati, saling menatap, dan berdekatan saja tidak boleh,” tegasnya Zaini.

Ia menjelaskan, perbuatan zina merupakan dosa besar. Terdapat dua golongan pezina dalam Islam, yakni Muhsan (sudah berkeluarga) dan Gairu Muhsan (belum berkeluarga).

Exit mobile version