Mengenal Reog Ponorogo, Warisan Budaya Nusantara yang Diklaim Malaysia di UNESCO

Mengenal Reog Ponorogo, Warisan Budaya Nusantara yang Diklaim Malaysia di UNESCO
Mengenal Reog Ponorogo, Warisan Budaya Nusantara yang Diklaim Malaysia di UNESCO. Foto: (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Cerita berlanjut pada babak kedua yang menampilkan tokoh Singo Barong menari dan menunjukkan tingkah laku layaknya harimau. Singa Barong digambarkan bersifat agresif, atraktif, hingga kerap mengangkat para penari.

Kemudian pada babak ketiga, Bujang Ganong muncul untuk berperang melawan Singo Barong. Perang ini dimenangkan oleh Bujang Ganong sehingga Singo Barong kini menjadi pengikutnya.

Babak keempat sekaligus terakhir menyuguhkan Klana Sewandono yang muncul untuk menari tunggal. Tarian itu lalu diikuti kehadiran Bujang Ganong mempersembahkan Singo Barong.

Kesenian Reog Ponorogo diiringi seperangkat gamelan dengan lantunan sejumlah tembang. Beberapa di antaranya yatu Ponoragan, Sampak, Obyok, hingga Kebo Giro. Terdapat juga beberapa lagu selingan yang kerap dimainkan, seperti Ijo-ijo dan Walang Kekek.

Demi menjaga Reog tidak diklaim negara lain, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan RI Abetnego Tarigan menyatakan pihaknya akan mempercepat upaya diplomasi di level internasional untuk memastikan kesenian Reog Ponorogo dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) milik Indonesia.

Pemkab Ponorogo sebelumnya pernah mengusulkan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada 2018, namun belum berhasil. Di tahun tersebut, justru Gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.

Kesenian Reog Ponorogo sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda sejak 2013. Selama empat tahun, pemerintah sudah melengkapi dan menyempurnakan persyaratan untuk diusulkan ke UNESCO.

Hingga, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengajukan Reog bersama lima warisan budaya lainnya ke UNESCO pada 18 Februari 2022.