Mossad Kecolongan hingga Iron Dome Israel Kedodoran Hadapi Roket Hamas

Sistem peluncur rudal pertahanan udara Iron Dome Israel. (Foto:Doc/Wikimedia Commons/Israel Defense Forces)

JAKARTA – Penduduk diseluruh Israel benar-benar syok dan ketakutan dengan serangan kejut yang dilancarkan pejuang Palestina di Jalur Gaza, Sabtu (07/10/2023).

Hamas, selaku kelompok perlawanan Palestina yang menguasai Gaza, berhasil membuat syok seluruh Israel dengan menyerang tanpa ampun saat penduduk negara Yahudi itu sedang menikmati libur akhir pekannya.

Namun yang menjadi pertanyaan, dimana peran intelijen Mossad yang dinilai gagal mengantisipasi serangan dengan sandi ‘Operasi Badai Al Aqsa’ yang dilancarkan Hamas hingga milisinya merangsek ke wilayah Israel.

Israel yang berdiri sendiri di dalam lingkaran musuh-musuhnya di tanah arab memiliki badan intelijen yang hebat dan terkenal karena kemampuannya yang canggih, yaitu Mossad.

Selama berdirinya Mossad, pengawasa terhadap warga Palestina selalu diawasi secara ketat. Terlebih lagi untuk melindungi negaranya, Mossad telah bekerja dengan baik hingga organisasi mata-mata itu sangat ditakuti di dunia.

Dengan demikian, Mossad dirasa sangat mungkin dan mampu menggali informasi untuk mendeteksi dengan baik terhadap potensi serangan Hamas kali ini. Namun ternyata tidak, dan membuat syok banyak pihak.

Mantan Menteri Kehakiman Israel, Yossi Beilin mengatakan, bukan tak mungkin intelijen akan menjadi target penyelidikan karena gagal mengantisipasi serangan kejut Badai Al Aqsa.

“Bagaimana bisa badan intelijen Israel kecolongan dengan serangan mendadak oleh Hamas. Kemungkinan akan diselidiki setelah pertempuran berakhir,” kata Beilin, kepada Al Jazeera, dikutip Senin (09/10/2023).

Beilin menambahkan, serangan pejuang Palestina kali ini adalah yang paling mematikan selama perang modern dengan Israel.

“Saya yakin, saat semua ini berakhir akan ada penyelidikan dan masyarakat akan mendapat banyak pertanyaan yang sulit, pada akhirnya akan ada keputusan mengenai hal itu,” ungkap Beilin.

Grafis ilustrasi kinerja peluncur rudal pertahanan udara Iron Dome Israel. (Foto:Doc/IDF)

Selain itu, Hamas juga menangkap banyak pasukan Israel dalam serangan tersebut. Bahkan ada di antara para tawanan itu perwira senior.

Wakil pemimpin Hamas, Saleh Al Arouri mengatakan, para pejuangnya menangkap banyak tentara Zionis hingga menguasai pangkalan militer mereka.

“Kami menahan sejumlah besar tawanan Israel, termasuk perwira senior,” kata Saleh Al Arouri kepada Al Jazeera.

Bukan hanya Mossad yang disebut kecolongan, dan begitu juga dengan sistem rudal pertahanan udara (Hanud) Israel yang didaulat sebagai sistem pertahanan yang sulit hingga hampir tak mungkin untuk ditembus roket Hamas.

Serangan kejut Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan 20 menit itu, ternyata tak mampu sepenuhnya menghalau seluruh roket serta drone bunuh diri atau Kamikaze yang ditembakkan pejuang Hamas.

Roket-roket Hamas hantam sejumlah gedung perkantoran, markas militer hingga fasilitas umum di Israel. Hamas sebelumnya mengklaim telah menembakkan 5.000 roket.

Sejak sistem pertahanan udara Iron Dome resmi melindungi Israel sejak 2011, ternyata diam-diam dipelajari pejuang Hamas bagaimana cara mengakalinya untuk menembus udara Israel.

Meski roket-roket Hamas berlabel murahan dan tak sebanding dengan sistem Iron Dome yang nilai investasinya yang begitu mahal dan terbaik di dunia, namun tak menyurutkan semangat pejuang Hamas untuk meningkatkan kemampuan serang roketnnya lewat sejumlah modifikasi.

Alhasil serangan kejut Operasi Badai Al Aqsa Hamas kali ini, benar-benar menjadi sejarah serangan yang paling mematikan yang pernah dihadapi Israel. Bahkan di hari pertama serangan itu hingga hari, 700 orang warga Israel dilaporkan tewas.