Caracas – Setelah delapan tahun mengalami resesi dan kenaikan harga, Presiden Venezuela Nicolas Maduro optimis tahun 2022 ekonomi Venezuela tumbuh 4 persen.
Bank sentral Venezuela belum memperbarui angka, untuk produk domestik bruto negara itu sejak kuartal ketiga 2019.
Ketika Produk Domestik Bruto (PDB) berkontraksi 26,8 persen, bila dibandingkan periode yang sama pada 2018.
“Setelah lima tahun perang ekonomi boikot dan blokade, Venezuela kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi,” kata Maduro dalam pidato tahunannya di hadapan Majelis Nasional.
Dia juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun lalu sebesar 7,6 persen, tanpa penjelasan secara detail.
Tahun lalu produksi minyak Venezuela berlipat ganda, berkat perusahaan jasa minyak kecil dan pasokan dari Iran.
Namun kondisi tersebut tidak menjamin perusahaan minyak negara PDVSA dapat terus meningkatkan produksi, kata para ahli.
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor perdagangan dan jasa Venezuela juga menikmati kelonggaran sejak pemerintah memutuskan untuk mengurangi kontrol ekonomi pada 2019, dan mengizinkan penggunaan mata uang asing yang lebih besar.
Namun, langkah-langkah ini belum menjamin pemulihan yang luas di semua sektor, kata para analis.
Tahun lalu pemerintah mengurangi pengeluaran dalam mata uang Bolivar, untuk meningkatkan stabilitas moneter dan mengendalikan inflasi.
Meski begitu, harga tetap tinggi sehingga terus menguras isi dompet para keluarga di Venezuela.